Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Usulkan Protokol Lalu Lintas Manusia Antarnegara

Kompas.com - 08/04/2020, 13:57 WIB
Dani Prabowo,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan, pentingnya seluruh negara menyepakati protokol lalu lintas manusia secara bersama-sama di tengah pandemi Covid-19.

Terlebih, saat ini sejumlah negara menerapkan kebijakan yang ketat terkait lalu lintas orang di negara masing-masing.

Retno mengungkapkan hal tersebut saat mengikuti Telekonferensi Covid-19 International Coordination Group (ICG), Selasa (7/4/2020), bersama sejumlah menteri luar negeri dari negara lain, yakni Turki, Afrika Setatan, Singapura, Moroko, Perancis, Kanada, Australia, Jerman, Brazil, Peru, dan lnggris.

"Hal tersebut sangat penting guna memutus rantai penularan dan mencegah kasus impor," kata Retno Marsudi dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020).

Baca juga: Daftar 4 Negara yang Berikan Bantuan ke Indonesia Atasi Covid-19

Menurut dia, dengan adanya protokol yang disepakati, proses pemulangan penduduk ke negara asalnya diharapkan menjadi lebih mudah.

Meski demikian, dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Selain itu, Retno Marsudi menambahkan, hingga kini bandara-bandara yang ada di Indonesia masih terbuka bagi negara sahabat yang ingin mengevakuasi warganya kembali ke negara asal.

Pada saat bersamaan, ia berharap, pemerintah negara lain juga dapat memfasilitasi WNI yang berada di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air, selama memenuhi prosedur kesehatan yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Isu yang mendesak saat ini adalah keamanan proses evakuasi atau lalu lintas orang antarnegara dan kelancaran rantai pasok barang kebutuhan medis," kata dia.

Lebih jauh, Retno Marsudi juga berbagi pengalaman Indonesia dalam memenuhi kekurangan pasokan peralatan medis tingkat nasional, yakni dengan bekerja sama dengan Korea Selatan dalam memproduksi peralatan medis yang dibutuhkan.

Baca juga: Kasus Impor, Tren Baru Corona Korea Selatan

"Kerja sama produksi antara produsen dan pemilik bahan baku perlu terus ditingkatkan untuk menjamin ketersediaan alat pelindung diri," usul dia. 

Kerja sama ini diharapkan dapat dijadikan contoh oleh negara lain baik untuk produksi APD maupun untuk pengembangan vaksin.

Selain itu, Retno Marsudi juga sampaikan apresiasinya kepada negara-negara atas dukungannya terhadap resolusi PBB mengenai solidaritas global melawan Covid-19 yang diusulkan Indonesia dan beberapa negara lain.

Resolusi tersebut berhasil meraih dukungan dari 188 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com