Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ma'ruf Minta Masyarakat Tahan Diri untuk Mudik

Kompas.com - 18/03/2020, 19:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memahami apabila ada masyarakat yang khawatir tak bisa mudik atau pulang kampung menjelang Lebaran pada akhir Mei 2020 nanti lantaran mewabahnya Covid-19. 

Namun demikian, Ma'ruf menekankan yang paling baik dilakukan masyarakat saat ini adalah menjaga diri.

"Maka itu, orang pergi mudik menurut saya saat ini menjaga diri itu lebih dianjurkan. Silaturahim itu baik, tapi menjaga diri jangan sampai berbuat sesuatu yang merugikan itu lebih baik," kata Ma;ruf di Rumah Dinas Wapres, Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Baca juga: Kabareskrim: Stok Beras Sangat Cukup Sampai Lebaran

Apabila harus terpaksa mudik, kata dia, masyarakat harus dipastikan bisa menjaga diri dari kemungkinan potensi penularan Covid-19.

Bersilaturahim, kata dia, sebetulnya bisa dilakukan lewat teknologi informasi sehingga cukup dilakukan jarak jauh.

"Itu anjuran saya, karena itu kalau memang memaksa pulang, dia harus bisa pastikan aman," pungkas dia.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf pun menuturkan agar dalam beribadah selama Ramadhan nanti, masyarakat mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Jika Covid-19 masih mewabah pada Ramadhan nanti, masyarakat lebih baik beribadah tak secara berjemaah. 

"Kalau orang itu dalam pengawasan (ODP), artinya berpotensi (menularkan Covid-19), sebaiknya memang tidak menghadiri kegiatan ibadah jamaah. Karena dia pasti akan menularkan. Bukan saja tak boleh menghadiri tempat berjemaah, tapi juga dilarang dan diharamkan sebab membahayakan (orang lain)," terang Ma'ruf.

Baca juga: Ini Skema Kemenhub jika Mudik Gratis Tetap Berjalan Saat Masa Darurat Covid-19

Ma'ruf mencontohkan fatwa MUI lain yang menyebutkan, apabila ada seseorang mengalami penyakit yang berhubungan dengan buang air, dia tak harus datang ke masjid.

Sebab jika tetap datang ke masjid lalu buang air besar tak sengaja, masjid akan menjadi najis karena sehingga diharamkan.

"Itu baru kotoran saja yang bisa sebabkan najis, kalau corona ini orang terjangkit itu akan terpapar dan bisa membawa kematian," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com