Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Ahli Harvard Suruh ke Sini, Lihat Langsung Alat Deteksi Corona

Kompas.com - 11/02/2020, 17:08 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menantang ahli dari Harvard untuk datang ke Indonesia dan melihat langsung alat deteksi virus corona yang dimiliki Kementerian Kesehatan.

Hal ini disampaikan Terawan menjawab pernyataan ahli dari universitas asal Amerika Serikat tersebut yang meragukan Indonesia bisa melakukan deteksi terhadap virus corona.

"Ya Harvard suruh ke sini, lah. Saya buka pintunya untuk melihat," kata Terawan di Istana Bogor, Selasa (11/2/2020).

Terawan menegaskan alat yang digunakan Kemenkes untuk mendeteksi virus corona adalah alat tercanggih yang didatangkan dari Amerika Serikat.

 

Baca juga: Peneliti Harvard Sebut Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi, Menkes: Itu Menghina

Alat itu dipesan oleh Indonesia saat wabah virus corona mulai menyebar di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu.

"Jadi kita tidak ada yang ditutupi bahkan dari AS bisa lihat sendiri. Dan itu alat yang dipakai alat dari anda sendiri," tuturnya.

Terawan mengatakan, di era keterbukaan seperti sekarang ini tak mungkin ada informasi yang ditutupi. Apalagi informasi penting seperti wabah virus corona.

Namun, ia menegaskan memang belum ada suspect yang terbukti positif virus corona.

Baca juga: Ahli Harvard Prediksi Kasus Virus Corona Tak Terdeteksi, Ini Respons Kemenkes

Dari 62 spesimen orang yang diduga terjangkit virus corona, semuanya dinyatakan negatif berdasarkan pemeriksaan laboratorium Kemenkes.

"Perkara Indonesia tidak ada ya itu berkat Yang Maha Kuasa. Menurut saya ya doa kita semua. Kita tidak mengharapkan untuk ada. Dan kita terus berdoa jangan ada mampir ke Indonesia," kata Terawan.

Terawan pun menilai kecurigaan yang disampaikan ahli Harvard terlalu mengada-ada.

"Dan kita melakukan pemeriksaan dengan ketat dan sesuai standar. Kalau tidak, ngapain saya boleh buka," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, ketiadaan kasus virus corona di Indonesia memicu kekhawatiran ahli epidemiologi Harvard Marc Lipsitch.

Baca juga: Ahli Harvard Peringatkan, Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi

Menurutnya, ketiadaan tersebut mungkin berarti virus sebenarnya telah menyebar, tetapi tak terdeteksi.

Jika itu terjadi, menurut dia, ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.

“Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus,” ujar  di Harvard TH Chan Scool of Public Health, sebagaimana dikutip VOA News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com