Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri di Komisi III, Dicecar soal Keberadaan Harun Masiku dan Dugaan Kedekatannya dengan Gubernur PTIK

Kompas.com - 30/01/2020, 13:52 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Idham Azis mengaku tidak mengetahui keberadaan eks caleg PDI-P Harun Masiku yang dikabarkan bersembunyi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) seiring dengan kasus suap Penggantian Antara Waktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024.

Ia juga tak mau berspekulasi dengan dugaan yang menyebutkan Harun Masiku berlindung ke PTIK karena Gubernur PTIK Irjen Aris Budiman, yang juga mantan Direktur Penyidikan KPK, merupakan kawan satu kampung eks caleg PDI-P itu.

Hal ini disampaikan Idham menanggapi pertanyaan anggota Komisi III DPR.

"Kami enggak tahu masalah itu (Harun Masiku di PTIK), mungkin informasi di luar sedang seliweran, tapi kami sendiri nggak tahu," kata Idham menjawab pertanyaan Saifuddin Sudding dari Fraksi PAN.

Baca juga: Dua Politisi Demokrat akan Datangi PTIK, Klarifikasi soal Harun Masiku

Tak puas dengan jawaban Idham, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman mengajukan interupsi.

Benny meminta, Idham Azis menjelaskan secara gamblang informasi keberadaan Harun Masiku yang dikabarkan berada di PTIK serta ada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disekap di PTIK.

"Kenapa Harun ke sana, ke PTIK? itu juga jadi pertanyaan. Setelah dilacak, kuat dugaan bahwa Harun Masiku (HM) ke sana sebab katanya ketua PTIK itu mantan direktur penyidik KPK ya kenal baik juga," kata Benny.

"Dengan HM tadi ya satu kampung atau apa, gak tahu saya. Ini mesti dijelaskan karena jadi tanda tanya juga, HM ke PTIK, ada apa di sana," sambungnya.

Baca juga: Ditanya soal Insiden Penyidik KPK di PTIK, Ini Jawaban Firli Bahuri

Adapun Idham Azis menegaskan, tidak ada penyekapan terhadap penyidik KPK.

Ia menjelaskan, ada pemeriksaan di sekitar PTIK, karena akan ada kegiatan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada pagi hari.

"Saya tidak mau berandai-andai di ruang terhormat ini, tapi yang jelas yang pertama kalau tidak ada kata penyekapan. Bahwa ya karena paginya mau ada kegiatan wapres tentu orang yang mereka dengan dalih mau sembayang, tentu diperiksa provos PTIK," jawab Azis.

Lebih lanjut, Azis mengaku tidak tahu apakah ada hubungan antara Harun Masiku dengan Gubernur PTIK Irjen Pol Aris Budiman.

Baca juga: Penjelasan KPK soal Isu Sekjen PDI-P Dikejar hingga ke PTIK dan Insiden dengan Polisi

"Apakah hadir di sana karena hubungan dengan Gubernur PTIK, saya juga tidak mau berandai-andai di ruangan ini, yang jelas saya tidak tahu kalau yang bersangkutan ada di PTIK," pungkasnya.

Sebelumnya, beredar isu yang menyebutkan tim penyidik KPK mengejar eks caleg PDI-P Harun Masiku ke PTIK, Jakarta Selatan, menyusul operasi tangkap tangan terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Menurut Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, tim KPK berada di sana hanya untuk melaksanakan salat.

"Jadi di situ ada kesalahpahaman. Pada saat itu, petugas kami sedang ada di sana untuk melaksanakan salat," ujar Ali.

Baca juga: Polri Akui Tim KPK Masuk PTIK, tetapi untuk Shalat

Ali menuturkan, kesalahpahaman berlanjut ketika tim KPK didatangi petugas kepolisian yang merasa curiga dengan keberadaan tim KPK padahal area tersebut tengah disterilkan.

Akibat kecurigaan itu, tim KPK sempat tertahan beberapa waktu sambil menjalani sejumlah pemeriksaan termasuk pemeriksaan urin.

"Petugas sempat dicegah dan kemudian dicari identitasnya, betul sampai kemudian diproses di situ ditanya-tanya seterusnya sampai kemudian seperti yang tadi disampaikan, tes urin dan lain-lain. Seolah ada orang yang ingin berbuat (kejahatan), tentunya demi pengamanan di situ," kata Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com