JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadhir Effendy menyebut banjir bandang mengubah sebuah perkampungan di Lebak, Banten, menjadi aliran sungai.
"Di Lebak ini, sungainya pindah, bergeser. Yang semula itu kampung menjadi sungai, sedangkan sungainya jadi ladang batu, karena itu sangat parah," ujar Muhadjir di Kantor Kemenko Bidang PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Muhadjir mengatakan, pihaknya berencana mencarikan lahan untuk merelokasi warga yang desanya berubah menjadi sungai.
Baca juga: Lima Hari Pasca-Banjir Bandang Lebak, Satu Desa Masih Terisolir
Menurutnya, prinsip relokasi tersebut adalah terlebih dulu melakukan inventarisasi agar bisa mengukur sisa lahan yang masih dapat digunakan.
"Kalau tidak (tak ada sisa lahan), tanggung jawab dari pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mencarikan lahan. Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Lebak siap untuk menyiapkan lahan yang dibutuhkan," katanya.
Di sisi lain, Muhadjir mengapresiasi koordinasi penanganan pasca-bencana antara pemerintah pusat dan daerah berlangsung cepat.
Pada dasarnya, kata dia, penanganan dampak bencana merupakan kewenangan masing-masing daerah.
Sedangkan pemerintah pusat bertanggung jawab memberikan bantuan, baik melalui kementerian dan lembaga negara.
"Khususnya lembaga-lembaga yang berada di bawah Kemenko (Bidang) PMK," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan data BPBD, enam hari pasca-banjir dan longsor, tercatat sebanyak 67 korban melayang dan satu orang hilang.
Dalam bencana yang terjadi di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten itu, sekitar 293 kelurahan dan 74 kecamatan ikut terdampak.
Sementara, jumlah pengungsi di wilayah Jabodetabek dan Banten menembus angka 35.502 jiwa.
Adapun sebaran data korban di masing-masing wilayah, di antaranya jumlah pengungsi di Jakarta sebanyak 3.685 jiwa dan meninggal dunia 16 orang.
Kemudian di Jawa Barat, terdapat 15.400 pengungsi dan 31 orang meninggal dunia.
Sedangkan, jumlah pengungsi di Banten mencapai 16.821 jiwa, 20 orang meninggal dunia dan satu hilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.