Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: Kalau Banjir Hari Libur, Kekagetannya Luar Biasa...

Kompas.com - 04/01/2020, 15:48 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra mengatakan, salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah Jabodetabek yakni hujan lebat sejak Selasa (31/12/2019) sore hingga Rabu (1/1/2020) pagi.

Akibatnya, sungai di Jabodetabek tak mampu menampung curah hujan sehingga terjadi banjir.

"Daya tampung sungai-sungai kita itu 60-100-an, artinya, dengan curah hujan sebesar itu (376 milimeter) dan berlangsung demikian cepat tentunya terjadi banjir masif," kata Bambang dalam diskusi di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020).

Baca juga: Korban Banjir di Rawa Buaya Mulai Terserang Diare hingga Gatal-gatal

Bambang mengatakan, ketika banjir menggenangi sejumlah titik di Jabodetabek, proses evakuasi sedikit lamban karena keterbatasan tim.

"Dan sumber daya terbatas karena waktu itu libur (tahun baru)," ujar dia. 

Kendati demikian, Bambang mengatakan, BNPB terus membantu pemerintah daerah dalam penanganan banjir dan akan melakukan evaluasi kerja.

"Kalau banjir di hari libur memang terjadi kekagetan luar biasa. Pemda dan kami sendiri, dan sedang kita evaluasi," ucap dia. 

Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban banjir Jabodetabek mencapai 53 orang meninggal dunia dan 1 hilang.

Ini berdasarkan data terbaru per Sabtu (4/1/2020) pukul 06.00 WIB.

"Jumlah korban meninggal akibat banjir hingga pukul 06.00 adalah 53 orang dan 1 hilang," kata dia. 

Baca juga: 53 Korban Meninggal Akibat Banjir di Jabodetabek dan Lebak, Ini Penyebabnya

Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020).

Bambang mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 173.064 pengungsi yang tersebar di 277 titik pengungsian di Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com