Akibatnya, sungai di Jabodetabek tak mampu menampung curah hujan sehingga terjadi banjir.
"Daya tampung sungai-sungai kita itu 60-100-an, artinya, dengan curah hujan sebesar itu (376 milimeter) dan berlangsung demikian cepat tentunya terjadi banjir masif," kata Bambang dalam diskusi di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020).
Bambang mengatakan, ketika banjir menggenangi sejumlah titik di Jabodetabek, proses evakuasi sedikit lamban karena keterbatasan tim.
"Dan sumber daya terbatas karena waktu itu libur (tahun baru)," ujar dia.
Kendati demikian, Bambang mengatakan, BNPB terus membantu pemerintah daerah dalam penanganan banjir dan akan melakukan evaluasi kerja.
"Kalau banjir di hari libur memang terjadi kekagetan luar biasa. Pemda dan kami sendiri, dan sedang kita evaluasi," ucap dia.
Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban banjir Jabodetabek mencapai 53 orang meninggal dunia dan 1 hilang.
Ini berdasarkan data terbaru per Sabtu (4/1/2020) pukul 06.00 WIB.
"Jumlah korban meninggal akibat banjir hingga pukul 06.00 adalah 53 orang dan 1 hilang," kata dia.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020).
Bambang mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 173.064 pengungsi yang tersebar di 277 titik pengungsian di Jabodetabek.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/04/15482851/bnpb-kalau-banjir-hari-libur-kekagetannya-luar-biasa