JAKARTA, KOMPAS.com - "Ini (alat berat kenapa) enggak jalan?"
Pertanyaan itu langsung dilontarkan Presiden Joko Widodo setiba di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020) sekitar pukul 08.55 WIB.
Jokowi mendapati sejumlah ekskavator yang sedianya digunakan untuk mengeruk waduk yang dibangun pada 1973 itu bersandar di salah satu sisi waduk.
"Sedang off dulu Pak," jawab salah seorang operator, seperti dikutip Kompas.com dari laman Setkab.go.id, Sabtu (4/1/2020).
Baca juga: Saat Jokowi Tinjau Waduk Pluit secara Mendadak Pasca-Banjir
Tak ada satu pun menteri Kabinet Indonesia Maju yang mengikutinya.
Demikian pula Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sebagaimana biasanya kunjungan kerja Presiden di daerah yang mafhum didampingi kepala daerah setempat.
Jokowi hanya dikawal anggota Paspampres saat melakukan pengecekan dadakan itu.
Seperti diketahui, wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sempat mengalami banjir setelah diguyur hujan deras dengan intensitas tinggi dari 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.
Selain itu, banjir juga disebabkan adanya air dari kawasan hulu di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Akibatnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 43 orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang mengungsi.
Setelah selesai mengobrol dengan salah seorang operator alat berat, Jokowi langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.
Presiden pun kembali berdialog dengan salah seorang petugas yang berada di lokasi sembari berkeliling rumah pompa.
Setelah kurang lebih 20 menit berada di sana, Presiden pun meninggalkan Waduk Pluit pada pukul 09.15 WIB.
Baca juga: Pesan di Balik Kunjungan Dadakan Jokowi ke Waduk Pluit...
Jokowi memang diketahui memiliki memori tersendiri dengan waduk yang memiliki kapasitas tampung 3,29 juta meter kubik itu, tepatnya pada 2013 ketika ia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, Jokowi memerintahkan agar waduk itu direvitalisasi setelah mendapati kondisinya yang memprihatinkan, yakni kumuh, kotor, dan bau akibat gundukan sampah serta terjadi sedimentasi akibat tanaman eceng gondok.
Tak hanya kondisinya yang diperbaiki, permukiman warga yang berada di sekitarnya pun dibenahi. Warga direlokasi ke rumah susun, sedangkan lokasi permukiman itu diubah menjadi hutan kota atas persetujuan warga.
"Perencanaan sudah komplet. Fungsi waduk akan dikembalikan sebagai penampung air, sekaligus taman dan hutan kota. PT Jakarta Propertindo yang akan melaksanakannya," kata Jokowi pada 23 Mei 2013.
Dalam kurun enam bulan revitalisasi selesai. Persoalan banjir yang kerap melanda wilayah DKI pun tertangani dengan baik. Hal itu tidak terlepas dari kinerja optimal tiga rumah pompa berkapasitas total 49 meter kubik per detik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.