Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Memori Waduk Pluit

Kompas.com - 04/01/2020, 09:40 WIB
Dani Prabowo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Ini (alat berat kenapa) enggak jalan?"

Pertanyaan itu langsung dilontarkan Presiden Joko Widodo setiba di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020) sekitar pukul 08.55 WIB.

Jokowi mendapati sejumlah ekskavator yang sedianya digunakan untuk mengeruk waduk yang dibangun pada 1973 itu bersandar di salah satu sisi waduk.

"Sedang off dulu Pak," jawab salah seorang operator, seperti dikutip Kompas.com dari laman Setkab.go.id, Sabtu (4/1/2020).

Baca juga: Saat Jokowi Tinjau Waduk Pluit secara Mendadak Pasca-Banjir

Tak ada satu pun menteri Kabinet Indonesia Maju yang mengikutinya.

Demikian pula Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sebagaimana biasanya kunjungan kerja Presiden di daerah yang mafhum didampingi kepala daerah setempat.

Jokowi hanya dikawal anggota Paspampres saat melakukan pengecekan dadakan itu.

Seperti diketahui, wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sempat mengalami banjir setelah diguyur hujan deras dengan intensitas tinggi dari 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.

Selain itu, banjir juga disebabkan adanya air dari kawasan hulu di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Akibatnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 43 orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang mengungsi.

Setelah selesai mengobrol dengan salah seorang operator alat berat, Jokowi langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.

Presiden pun kembali berdialog dengan salah seorang petugas yang berada di lokasi sembari berkeliling rumah pompa.

Setelah kurang lebih 20 menit berada di sana, Presiden pun meninggalkan Waduk Pluit pada pukul 09.15 WIB.

Baca juga: Pesan di Balik Kunjungan Dadakan Jokowi ke Waduk Pluit...

Jokowi memang diketahui memiliki memori tersendiri dengan waduk yang memiliki kapasitas tampung 3,29 juta meter kubik itu, tepatnya pada 2013 ketika ia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Saat itu, Jokowi memerintahkan agar waduk itu direvitalisasi setelah mendapati kondisinya yang memprihatinkan, yakni kumuh, kotor, dan bau akibat gundukan sampah serta terjadi sedimentasi akibat tanaman eceng gondok.

Tak hanya kondisinya yang diperbaiki, permukiman warga yang berada di sekitarnya pun dibenahi. Warga direlokasi ke rumah susun, sedangkan lokasi permukiman itu diubah menjadi hutan kota atas persetujuan warga.

"Perencanaan sudah komplet. Fungsi waduk akan dikembalikan sebagai penampung air, sekaligus taman dan hutan kota. PT Jakarta Propertindo yang akan melaksanakannya," kata Jokowi pada 23 Mei 2013.

Dalam kurun enam bulan revitalisasi selesai. Persoalan banjir yang kerap melanda wilayah DKI pun tertangani dengan baik. Hal itu tidak terlepas dari kinerja optimal tiga rumah pompa berkapasitas total 49 meter kubik per detik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com