Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Sejumlah Teror yang Guncang Indonesia, Bom Bunuh Diri hingga Penusukan Wiranto

Kompas.com - 25/12/2019, 07:48 WIB
Devina Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2019, Indonesia dikejutkan dengan sejumlah aksi teror.

Teror yang dilakukan para terduga teroris tersebut didominasi oleh peristiwa ledakan bom bunuh diri.

Setidaknya, terdapat lima peristiwa teror yang menjadi perhatian publik selama 2019. Berikut rangkumannya:

1. Bom Sibolga

Peristiwa ini bermula dari penangkapan terduga teroris Husain alias Abu Hamzah (AH) di Sibolga, Sumatera Utara, pada 12 Maret 2019.

Husain diduga tergabung dalam jaringan teroris Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

Ia diduga telah aktif di jaringan tersebut selama enam tahun. Perannya yaitu sebagai perakit bom dan merekrut orang.

Saat akan menggeledah rumah Husain di Jalan Cenderawasih, Kota Sibolga, ledakan terjadi di rumah tersebut dan melukai seorang polisi.

Polisi akhirnya memilih menjauh dari rumah tersebut.

Melalui pengeras suara di masjid, petugas meminta agar istri Husain yang berada di dalam rumah menyerahkan diri bersama anaknya.

Baca juga: Pasca-ledakan Bom di Sibolga, Ratusan Warga Mengungsi

Dalam proses negosiasi tersebut, Husain juga sempat membujuk sang istri, MSH alias Solimah, untuk menyerah.

Namun, istri Husain bergeming dan memilih meledakkan diri bersama anaknya, pada 13 Maret 2019 dini hari.

"Telah dilakukan negosiasi dan imbauan selama hampir sepuluh jam. Terakhir istrinya nekat untuk melakukan bom bunuh diri itu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri kala itu, Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, 13 Maret 2019.

Total, seorang warga sipil dan dua aparat kepolisian menjadi korban akibat rentetan ledakan tersebut.

Selain Husain, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri diketahui setidaknya menangkap tujuh terduga teroris terkait JAD Sibolga.

2. Pos Polisi Kartasura

Ledakan bom bunuh diri kembali terjadi di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Juni 2019.

Pelaku diketahui berinisial RA (22) dan memiliki pekerjaan sebagai penjual gorengan.

Berdasarkan keterangan polisi, RA telah terpapar paham radikalisme. Ia merupakan terduga teroris lone wolf atau bertindak sendiri.

Menurut polisi, berdasarkan sejumlah barang bukti yang ditemukan di rumahnya, bom yang digunakan berjenis low explosive.

Baca juga: Pascaledakan Bom Bunuh Diri, Pos Polisi Kartasura Sukoharjo Kembali Berfungsi

RA menggunakan bom itu di pinggang saat melakukan aksinya.

Polisi menyatakan bahwa RA masih amatir. Sebab, aparat belum menemukan rekam jejak aksi pelaku.

RA pun menderita luka parah akibat aksinya. Selain pelaku, tidak ada korban lainnya.

3. Penyerangan dengan modus melapor

Berbeda dengan peristiwa sebelumnya, terduga teroris berinisial IM berpura-pura ingin membuat laporan dalam aksinya menyerang anggota polisi.

IM menyerang seorang anggota Polsek Wonokromo, Surabaya, dengan senjata tajam pada 17 Agustus 2019.

Berdasarkan keterangan polisi, IM melakukan aksinya atas kehendak sendiri alias self radicalism.

IM belajar mengenai paham radikal secara otodidak dari internet atau perseorangan.

Baca juga: Aksi Teror Polsek Wonokromo, Terekam CCTV hingga Terkait Bom Gereja Surabaya

Bahkan, IM juga terkait dengan pelaku pengeboman gereja di Surabaya satu tahun lalu.

"Dia masih punya keterkaitan dengan pelaku bom gereja di Surabaya tahun lalu," kata Kapolri saat itu, Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian di RS Bhayangkara Polda Jatim, 19 Agustus 2019.

Sehari-hari, IM bekerja sebagai penjual sempol dan makaroni.

Akibat aksinya, korban yang bernama Aiptu Agus Sumarsono, mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian kepala dan tangan.

4. Penusukan Wiranto

Pada tahun ini, peristiwa teror juga pernah melibatkan pejabat negara.

Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, ditusuk terduga teroris berinisial SA alias AR saat tiba di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang pada 10 Oktober 2019.

Tak hanya Wiranto, Kapolsek Menes Kompol Daryanto juga ditusuk saat mengamankan pelaku.

Menurut polisi, SA hanya simpatisan JAD. SA diketahui merupakan rekrutan salah satu tokoh sentral JAD, yakni Abu Zee. Namun, SA tidak masuk dalam struktur jaringan tersebut.

Dalam melakukan aksinya, SA bahkan turut mengajak istrinya, FA, dan anaknya.

Dari hasil pemeriksaan terhadap pasangan suami istri tersebut, diketahui masing-masing orang menggunakan satu senjata.

Baca juga: Jaksa Agung Siap Terima Berkas Kasus Penusukan Wiranto

Namun, meski sudah diperintahkan SA untuk melakukan serangan, anaknya mengurungkan niat.

"Tapi anaknya mengurungkan niatnya karena dia tidak berani. Yang berani melakukan itu Abu Rara sendiri dan istri," kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, 17 Oktober 2019.

Kini, sang anak yang berinisial R menjalani rehabilitasi di Rumah Aman Kementerian Sosial.

Usai kejadian itu, Densus 88 menangkap total 40 terduga teroris selama 10-17 Oktober 2019. Jumlah itu termasuk pasangan suami istri pelaku penusukan terhadap Wiranto.

Menurut polisi, kelompok tersebut berkomunikasi secara terstruktur, sistematis, dan intens melalui media sosial. Bahkan, mereka juga disebutkan aktif menggunakan Telegram.

5. Polrestabes Medan

Mendekati penghujung tahun 2019, Indonesia kembali digemparkan dengan peristiwa bom bunuh diri.

Peristiwa itu terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, pada 13 November 2019.

Pelaku diketahui berinisial RMN (24), yang kesehariannya berprofesi sebagai pengemudi ojek online (ojol).

Ia pun diduga telah terpapar radikalisme. Dalam menjalankan aksinya, RMN dibantu dua rekannya untuk membuat bom.

Baca juga: Kelanjutan Kasus Bom di Polrestabes Medan, 4 Tersangka Dilepas, Satu Dibawa ke Jakarta

"Dalam proses investigasinya, pemeriksaan terhadap beberapa orang terdekat tersangka tersebut, baru terungkap siapa-siapa yang berperan untuk mempersiapkan saudara RMN itu melakukan suicide bomber," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, 18 November 2019.

Hingga 19 November 2019, polisi telah menetapkan 30 tersangka terkait peristiwa bom bunuh diri tersebut.

Termasuk di dalamnya, tiga orang yang meninggal dunia, yakni RMN dan dua orang yang ditangkap di Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang.

Para tersangka terdiri dari 3 orang perempuan dan 24 laki-laki. Mereka memiliki peran yang bermacam-macam, mulai dari bendahara, perakit maupun perekrut.

Namun, secara keseluruhan, hingga 2 Desember 2019, Densus 88 telah menangkap 92 terduga teroris usai peristiwa bom bunuh diri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com