Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM Nusantara Datangi DPR, Pertanyakan Penyelesaian Kasus Yusuf dan Randi

Kompas.com - 10/12/2019, 18:25 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara mendatangi Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Pantauan Kompas.com, BEM Nusantara disambut oleh Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir dan anggota Komisi III Nasir Djamil.

Sementara itu, di sisi balkon ruangan Komisi III terlihat beberapa polisi yang duduk mengawal jalannya pertemuan tersebut.

Koordinator BEM Nusantara Hengky Primana mengatakan, kedatangannya ke DPR guna mempertanyakan penyelesaian kasus dua mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tewas dalam aksi demonstrasi menolak RKUHP dan revisi UU KPK di gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada 26 September 2019.

"Yang kami harapkan juga, dua mahasiswa Halu Oleo itu adalah bagian dari kami BEM Nusantara yang meninggal yang ditindak oleh kepolisian," kata Hengky.

"Pelakunya sudah tertangkap, tapi ada pernyataan sikap resmi dari pihak kepolisian untuk meminta maaf kepada mahasiswa, belum ada sampai saat ini," ujar dia.

Baca juga: Kasus Tak Kunjung Tuntas, Orang Tua Yusuf dan Randi Temui Komisi III

Hengky berharap, ada dialog antara mahasiswa dan anggota Komisi III terkait penyelesaian kasus HAM di Indonesia. Ia meminta, pandangan Komisi III terkait akar dari terhambatnya penyelesaian kasus HAM.

"Nah jadi kita saling terbuka, kita cari solusi bersama" ujar dia.

Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir mengatakan, terkait kasus Yusuf dan Randi, pihaknya akan menanyakan perkembangan kasus tersebut kepada Kapolri Idham Azis dan Komnas HAM dalam rapat kerja gabungan.

"Terkait mahasiswa Halu Oleo, Kapolri dan Komnas HAM nanti sekaligus kita akan menanyakan itu, kita akan sampaikan, kalau adek-adek yang dobrak kita juga akan dobrak," kata Adies.

Adapun, hingga saat ini dialog antara mahasiswa dan pimpinan Komisi III DPR masih berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com