JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Setara Institute Halili meminta Irjen Listyo Sigit Prabowo menangkap sinyal bahwa penunjukannya sebagai Kepala Bareskrim untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
"Jadi ketika ditunjuk, seharusnya di dalam penunjukan itu harus dibaca sebagai keinginan Kapolri untuk melaksanakan intruksi Presiden soal penanganan kasus novel," ujar Halili ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/12/2019).
Halili menilai penunjukan Listyo Sigit telah menjelaskan bahwa ada tugas yang diberikan Kapolri untuk segera menyelesaikan kasus penyiraman air kerap terhadap penyidik senior KPK itu.
Terlebih, Listyo merupakan bekas ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan begitu, semestinya Kabareskrim menangkap pesan Jokowi agar segera menuntaskan kasus Novel Baswedan.
"Harusnya ketika Pak Jokowi memberikan ultimatum waktu, tidak hanya kerangka struktur instruksi atasan, tetapi juga bisa menangkap pesan batin Pak Jokowi secara personal bahwa beliau betul-betul menginginkan kasus ini diselesaikan," kata Halili.
Baca juga: Listyo Sigit Prabowo Jadi Kabreskrim, ICW Tak Yakin Kasus Novel Cepat Terungkap
Dia mengatakan, Sigit harus menyadari bahwa kasus Novel juga menjadi pertaruhan politik bagi Jokowi.
Karena itu, penunjukan tersebut harus dibaca sebagai pendekatan hukum untuk membantu Jokowi memenuhi janjinya.
"Pak Listyo harus sadar betul, bahwa kasus Novel adalah pertaruhan politik juga bagi Pak Jokowi," ujar Halili.
"Sehingga dia bisa menggunakan pendekatan hukum untuk membantu Presiden melakukan pemenuhan atas janji yang sudah dia (Jokowi) sampaikan di depan publik bahwa kasus ini harus diselesaikan secepatnya dan dijelaskan ke publik seterang-terangnya," kata dia.
Sebelum menjabat Kabareskrim, Listyo Sigit merupakan Kepala Divisi Propam Polri.
Penunjukannya sebagai Kabareskrim tertuang dalam surat telegram bernomor ST/3229/XII/KEP./2019 tertanggal 6 Desember 2019.
Baca juga: Ini yang akan Dilakukan Listyo Sigit Saat Menjabat Kabareskrim
Surat telegram itu ditandatangani oleh Asisten Kepala Polri bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Irjen Eko Indra Heri.
Sebagai informasi, jabatan Kabareskrim telah kosong sejak ditinggalkan Idham.
Namun, hingga lebih dari sebulan sejak dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019, Idham tak kunjung menunjuk penggantinya.
Nama Listyo sebelumnya memang telah santer dibicarakan sebagai kandidat Kabareskrim. Selain nama Listyo, santer pula nama Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.