JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengharapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin lebih banyak berbicara ke publik soal ekonomi syariah dan penegakkan hukum daripada soal radikalisme.
Hal itu merupakan salah satu masukan yang disampaikan Yaqut beserta jajarannya saat bertemu Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
"Itu juga yang disampaikan ke Pak Wapres. Pak Wapres ini dalam bacaan kami yang ada di Ansor, temuan kami melalui situasion room yang kami miliki," ujar Yaqut.
"Sebenarnya kami berharap beliau lebih banyak bicara soal ekonomi syariah dan hukum daripada soal yang lain seperti radikalisme," kata dia.
Baca juga: Survei: Publik Ragu Jokowi-Maruf Mampu Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM
Ia juga mengatakan, persoalan radikalisme biarlah diurus Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Menurut Yaqut, BNPT memiliki kewenangan dan sumber daya yang besar untuk mengkomandoi pemberantasan radikalisme.
Ia mengatakan, berdasarkan pemetaan yang dilakukan GP Ansor, publik mengharapkan adanya sikap pemerintah yang tegas terkait penyelesaian masalah kemiskinan dan penegakkan hukum yang berkeadilan.
Baca juga: Wapres Maruf Maafkan Pihak yang Hina Dirinya di Media Sosial
Karenanya, Yaqut menilai, sosok Ma'ruf sebagai wakil presiden sangat cocok berbicara mengenai ekonomi, kemiskinan, dan penegakkan hukum.
"Kami minta Wapres untuk konsentrasi atau lebih banyak bicara soal ekonomi syariah dan penegakkan hukum dan juga soal kemiskinan," ujar Yaqut.
"Karena itu (bicara soal ekonomi dan hukum) sebenarnya yang diharapkan publik atas peran wakil presiden menurut temuan kami di situasion room yang kami punya. Tadi kami sampaikan semua data yang kami punya kepada beliau," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.