Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Birokrasi Dinilai Tantangan Utama yang Dihadapi Anak Muda yang Masuk Pemerintahan

Kompas.com - 26/11/2019, 16:16 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat dari Cyrus Network Hasan Nasbi menilai, birokrasi merupakan tantangan utama yang harus dihadapi anak-anak muda yang bergabung dalam pemerintahan.

Hal itu dipaparkan Hasan dalam diskusi bertajuk Pembangunan Indonesia pada Periode Kedua Jokowi di Mata Milenial, di Gado-gado Boplo, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

"Kalau anak-anak muda ini serta-merta mendadak masuk pemerintahan, dipilih jadi menteri, jadi staf khusus, problemnya itu birokrasi," kata Hasan.

"Ketika masuk ke dalam birokrasi bukan hanya ide yang bekerja di sana, ada wisdom, kecakapan, leadership, gaya komunikasi itu apakah bisa diarahkan sesuai kebutuhan zaman," lanjutnya.

Baca juga: Moeldoko: Tugas Staf Khusus Milenial Jembatani Istana dengan Anak Muda

Dengan demikian, kata dia, keterlibatan anak muda dalam pemerintahan perlu mendapat dukungan dari generasi tua yang sudah berkecimpung lama di dalam birokrasi.

Ia melihat generasi tua memang cenderung sulit ketika harus menerima perubahan drastis yang memengaruhi mereka.

Namun demikian, generasi tua memiliki pengalaman lebih banyak dan kepemimpinan yang matang.

"Generasi kolonial ini mungkin enggak punya lompatan pikiran mungkin gagap menghadapi perkembangan zaman oleh karena itu butuh ide, idenya dari mana? Anak-anak muda," kata dia.

Baca juga: Tarik Minat Anak Muda, Kementan Adakan Program Petani Masuk Sekolah

"Anak-anak muda ini kurangnya pengalaman, sisanya mereka berlebih. Energi, kreativitas, gagasannya yang out of the box, ini berlebih, sehingga ini memang energi yang luar biasa kalau misalnya negara mampu mendukungnya dengan baik," lanjut Hasan.

Oleh karena itu, ia melihat adanya pesan khusus ketika Jokowi merekrut generasi muda untuk menjadi menteri di kabinet dan staf khusus presiden.

Menurut Hasan, Jokowi berupaya mengombinasikan kelebihan generasi muda dan generasi tua agar masing-masing generasi bisa mendapatkan manfaat.

Baca juga: Google Luncurkan Bangkit di Indonesia, Program Pelatihan Machine Learning untuk Anak Muda

"Kemarin Pak Jokowi saat itu berupaya mengombinasikan junior dan senior supaya wisdom, leadership dari seniornya dapat, jam terbangnya dapat supaya bisa menggerakkan birokrasi," tuturnya.

Keterlibatan anak muda dalam pemerintahan, kata Hasan, menegaskan pesan Jokowi bahwa Indonesia harus segera terbuka dengan perkembangan zaman.

"Dan lompatan bangsa ini hanya bisa kalau kita bisa menyerap ide-ide yang melompat jauh, yang berasal dari anak-anak muda yang kita sebut sekarang milenial itu," kata dia.

Kompas TV Keputusan Presiden Joko Widodo memilih anak muda sebagai staf khususnya dinilai sebagai gebrakan baru oleh partai persatuan pembangunan.<br /> <br /> Ditemui dalam dialog mingguan Polemik Trijaya, Wasekjen PPP Ahmad Baidowi menilai masuknya milenial dalam jajaran staf khusus presiden mendapat respon baik dari parpol koalisi pemerintah.<br /> <br /> Baidowi juga menambahkan, keberadaan kaum muda menjadi pembisik presiden merupakan gebrakan baru dan upaya regenerasi pemerintahan nasional ke depan. Namun di balik nada positif, pemilihan 7 staf khusus baru tersebut mendapat sentimen negatif dari partai oposisi.<br /> <br /> Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera Muhammad Kholid menilai penunjukkan 7 nama staf khusus itu bertentangan dengan niatan pemerintahan jokowi yang ingin postur birokrasi lebih ramping.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com