Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendaki Pangrango, Menabur Abu Jenazah Aristides Katoppo

Kompas.com - 16/11/2019, 12:07 WIB
M Latief

Penulis

CIANJUR, KOMPAS.com - Hangat sinar matahari baru menerpa Mandalawangi di ketinggian 3.002 meter di atas permukaan laut.

Pagi itu, Jumat (15/11/2019), lembah datar yang berjarak 100 meter dari puncak Gunung Pangrango itu masih dikepung sepi. Hanya angin kencang yang terdengar menderu-deru.

Di satu pojok lembah itu tampak berkumpul 20 - 30 orang pendaki. Di antara rimbun bunga edelweis, mereka berdiri membentuk setengah lingkaran untuk bersiap menabur abu jenazah almarhum Aristides Katoppo.

"Tides bukan hanya menyaksikan bagaimana kita lahir, tapi dia juga memberi arah untuk kegiatan pencinta alam dan pendaki gunung di Indonesia. Terakhir kali dia berpesan, di 100 tahun HUT Kemerdekaan Indonesia nanti anak-anak muda Indonesia harus menanam banyak pohon. Merekalah yang akan menikmati itu setelah 25 tahun kemudian," kata Iwan Bungsu, anggota senior klub pendaki gunung Wanadri yang juga sahabat Tides.

Selesai mengucap beberapa kata sambutan itu, Iwan maju ke tengah lingkaran. Tangan kanannya lalu mengambil kain putih pembungkus abu jenazah Tides. Dengan tangan kanan, diambilnya abu jenazah sahabatnya itu.

Perlahan-lahan tangan Iwan terbuka. Tertiup angin Mandawangi, beterbanganlah abu jenazah Tides. Menebar ke permukaan tanah dan sekeliling bunga edelweis.

Di Lembah Mandalawangi, Pangrango, itulah abu jenazah Aristides Katoppo sudah tuntas ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.KOMPAS.COM/M LATIEF Di Lembah Mandalawangi, Pangrango, itulah abu jenazah Aristides Katoppo sudah tuntas ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.
Kembali ke Pangrango

Aristides Katoppo atau akrab disapa Tides meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2019) siang lalu. Menurut putra sulungnya, Judistira Katoppo, Tides memang sudah lama mengalami sakit jantung meski tak pernah terlihat seperti orang sakit.

Tides memang selalu berpembawaan energik dan bersemangat. Seminggu sebelum wafat, Tides bahkan ikut serta dalam kegiatan napak tilas 50 tahun meninggalnya Soe Hok Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur.

Soe Hok Gie adalah sahabat kental Tides di Mapala Universitas Indonesia (Mapala UI). Mereka berdua termasuk yang ikut mendirikan pencinta alam itu.

Jura bilang, sebelum meninggal Tides memang sudah berwasiat padanya, jika wafat nanti jasadnya ingin dikremasi, dan abunya ditabur di gunung. Tak disebutkan gunung mana yang kelak akan jadi tempat abunya ditaburkan.

Namun, Jura berpikiran, abu jenazah ayahnya itu akan ditabur di kawasan Gunung Gede-Pangrango (Jawa Barat), kawasan yang paling dekat dan mudah dijangkau.

"Yang penting beliau kembali menyatu dengan alam," kata Jura.

Toh, memang, Pangrango adalah gunung paling akrab dengan Tides sejak muda usia. Di gunung itulah dia dan kawan-kawan akrabnya di Mapala UI kerap membuat kemah dan berkegiatan. Sebagai sesama aktivis '66, persahabatannya dengan Soe Hok Gie pun banyak bersemai di Lembah Mandalawangi, Pangrango, ini.

Sesuai wasiatnya, di Lembah Mandalawangi, Pangrango, itulah abu jenazahnya sudah tuntas ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.

Kini, Tides sudah kembali menyatu dengan alam. Di Mandalawangi, Pangrango, yang dingin dan sepi seperti puisi yang dibuat Soe Hok Gie;

Malam itu ketika dingin dan kebisuan
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“Hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah..."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com