Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Munas Golkar, Aklamasi Bisa Jadi Alternatif dalam Pemilihan Ketua Umum

Kompas.com - 07/11/2019, 00:02 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, mengingatkan seluruh kader Partai Golkar untuk mengutamakan musyawarah dalam menentukan Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024.

Adapun rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang digelar Rabu (5/11/2019) memutuskan beberapa hal, di antaranya yakni musyawarah nasional (munas) akan digelar 4 hingga 6 Desember 2019 di Jakarta.

Salah satu agenda munas tersebut adalah pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.

“Aklamasi juga merupakan cara menentukan keputusan yang sah apabila disetujui seluruh peserta munas,” kata Agung usai perayaan ulang tahun ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Kamis (6/11/2019).

Baca juga: Munas Golkar, Peluang Airlangga Kembali Pimpin Golkar Makin Kuat

Menurut Agung, Airlangga Hartarto merupakan sosok yang tepat untuk kembali memimpin Golkar. Ia menilai kinerja Airlangga mampu membawa Golkar memperoleh suara yang signifikan dalam pemilu legislatif 2019.

Selain itu, Airlangga yang saat ini menjabat Menko Perekonomian juga dinilai memiliki kecakapan dalam pemerintahan.

Keunggulan Airlangga tersebut, kata dia, secara tersirat disampaikan Presiden RI Joko Widodo saat pidato dalam perayaan ulang tahun Golkar.

Apalagi, ia melanjutkan, Presiden Jokowi menganggap Partai Golkar adalah tulang punggung pemerintah saat ini.

Baca juga: HUT ke-55, Partai Golkar Undang Presiden Jokowi

Oleh karena itu, seluruh kader Golkar mesti menjaga soliditas dan komitmen yang telah disepakati.

“Seperti kata Presiden Jokowi, apabila terjadi goncangan sedikit saja di Partai Golkar maka akan berdampak pada pemerintahan,” ujar Agung.

KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO

Kelancaran proses Munas Golkar Desember mendatang, ia melanjutkan, menjadi batu pijakan bagi Golkar untuk menentukan kesuksesan perolehan suara pada pemilu 2024.

“Kalau munas bisa memilih ketua umum secara aklamasi, tentu menjadi langkah baik untuk menguatkan soliditas Partai Golkar. Dan ini menjadi kunci bagi Golkar dalam memenangkan pemilu legislatif 2024,” kata dia.

Ia berharap, perolehan suara Golkar dalam pemilu legislatif 2024 jauh lebih baik dibanding 2019.

Dengan begitu, Golkar bisa mengajukan kadernya sebagai calon presiden pada pemilu presiden 5 tahun mendatang.

“Saya berharap Golkar bisa mencalonkan kadernya sendiri untuk maju sebagai capres 2024,” ucapnya.

Kepemimpinan Golkar

Sebelumnya, Presiden Jokowi menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto memiliki keunggulan.

Dengan kapasitas yang mumpuni, Airlangga yang saat ini menjabat Menko Perekonomian mesti menghadapi guncangan ekonomi dunia.

Ia optimistis Airlangga mampu mengatasi persoalan ekonomi yang tidak mudah itu.

Selain itu, Golkar yang telah berumur 55 tahun merupakan partai politik yang cukup berpengalaman dan berpotensi untuk berkembang di masa depan.

“Saya yakin Golkar semakin matang dan ke depannya semakin melejit, karena ketuanya top. Ya, memang top, beliau kan Menteri Perekonomian, jabatan yang saat strategis saat ini,” kata Jokowi.

Perintis perubahan

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengajak Golkar sebagai partai modern untuk menjadi pionir dalam memanfaatkan teknologi.

Kader muda Partai Golkar merupakan potensi yang bakal menentukan nasib bangsa ke depan,

“Dari tampilan di panggung kelihatan sekali bahwa kader Partai Golkar mampu merespon perubahan zaman, perubahan dunia yang sangat cepat,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com