Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS dan Nasdem Sempat Berkelakar soal Nyaris Penuhi Ambang Batas Pilpres

Kompas.com - 02/11/2019, 23:18 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, mengungkapkan salah satu kejadian unik yang terjadi saat pertemuan antara ketua umum partainya, Surya Paloh dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman.

Dalam pertemuan itu, ada candaan yang dilontarkan Sohibul Iman soal ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

"Ada hal yang sebenarnya luput disampaikan. Ada bercandaan Pak Sohibul Iman dalam pertemuan itu, yakni 'Bang Surya, ini kalau Nasdem dan PKS, kalau bersatu kurang sedikit saja 20 persen'," tutur Willy, dalam diskusi "Memaknai Pelukan Politik PKS dan Partai Nasdem" di Kedai Sirih Merah, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019).

Willy lantas tertawa usai mengungkapkan hal tersebut.

"Kita gantung di sana ha ha ha," tutur Willy, yang sengaja tidak menjelaskan respons atau tindak lanjut candaan itu.

Baca juga: Jokowi Disebut Beri Lampu Hijau kepada Nasdem Saat Bertemu PKS

Kompas.com berupaya meminta penjelasan, namun Willy belum memberikan jawaban.

Adapun, aturan presidential threshold diatur dalam Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Aturan menyebutkan, partai politik atau gabungan partai politik harus mengantongi 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional untuk bisa mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam pemilu.

Jika merujuk hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 21 Mei 2019 lalu, Partai Nasdem menduduki peringkat lima secara nasional dengan perolehan 12.661.792 suara sah nasional (9,05 persen).

Kemudian, PKS menempati posisi kedelapan secara nasional dengan mendapatkan 11.493.663 suara sah nasional (8,21 persen).

Baca juga: PKS Sebut Pertemuan dengan Nasdem Tak Bahas Soal Pilkada dan Pilpres

Jika dikonversi menjadi kursi DPR, maka Partai Nasdem berhasil meraih 59 kursi. Ini berarti Partai Nasdem memiliki 10,53 persen kursi DPR.

Sedangkan, PKS meraih 50 kursi untuk periode 2019-2024 atau sekitar 8,7 persen.

Jika digabungkan, maka Partai Nasdem dan PKS sudah mendapatkan 19,23 persen kursi DPR, yang berarti nyaris memenuhi ambang batas pilpres.

Dalam diskusi tersebut, Willy menyebut bahwa pertemuan pada 30 Oktober itu, "masih dalam tahap taaruf", atau perkenalan untuk kedua partai.

Sehingga, Partai Nasdem tidak akan terburu-buru untuk mempersepsikan kesimpulan akhir.

"Jadi kalau pertemuan pertama langsung tancap gas, kan biasanya kalau yang cepat itu gampang patah juga," ucap Willy.

"Biar kemudian kita bangun sebagai proses yang benar-benar natural dan berikutnya ada agenda-agenda yang harus kita susun, kapan selanjutnya," ujar dia.

Baca juga: Nasdem Segera Agendakan Pertemuan Lanjutan dengan PKS

Karena itu, lanjut Willy, pertemuan kedua pihak ini tidak secara spesifik akan dibawa dalam pembahasan Kongres Partai Nasdem pada 8-11 November 2019 mendatang.

Sebab, ada dua komisi khusus di Partai Nasdem, yaitu yang membahas soal pemenangan pemilu dan pilkada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com