Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Tjandra, Politisi PSI yang Jadi Wamen untuk Tangani Konflk Agraria

Kompas.com - 25/10/2019, 13:58 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surya Tjandra resmi dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Menteri Agraria Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional pada Jumat (25/10/2019).

Sebagai politisi PSI, Surya Tjandra dikenal publik karena menjadi juru bicara.

Sebelum resmi dilantik, Jokowi minta Surya untuk membantu menangani sejumlah masalah terkait regulasi yang tumpang tindih, serta konflik agraria.

"Pemerintah sangat ingin menyelesaikan sesegera mungkin aneka masalah terkait tumpang tindih dan konflik agraria," kata dia.

"Masyarakat yang tinggal di dalam hutan, kewenangan timpang tindih, dan segala macam," ucapnya. Surya pun mengatakan bahwa Presiden berharap dalam setahun ada hasil yang lebih baik.

Baca juga: Politisi PSI Diminta Jadi Wamen Bantu Sofyan Djalil, Ini Arahan Jokowi

Lalu siapa Surya Tjandra yang dipercaya Jokowi menangani hal penting itu?

Pria kelahiran 28 Maret 1971 ini tumbuh dalam kondisi sederhana. Ayah dan ibunya saat itu pernah menjadi pedagang ayam potong di Jatinegara.

Meski hidup dengan kondisi sosial ekonomi yang terbatas saat itu, Surya berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Surya pun kembali melanjutkan studi pascasarjana dengan beasiswa di Universitas Warwick, Inggris. Ia juga menempuh program doktoral di Universitas Leiden, Belanda.

Dia juga aktif sebagai aktivis. Ia pernah berada di LBH Jakarta dan fokus pada advokasi buruh.

Ia pernah dipercaya menjadi kuasa hukum dari Tim Pembela Rakyat untuk merancang gugatan terhadap pemerintah yang dianggap lalai melaksanakan perintah Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN).

Surya juga ikut yang mengawasi perkembangan pengesahan UU Nomor 24 tahun 2011 mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Dalam dunia akademik, Surya aktif mengajar sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Katolik Atma Jaya sejak tahun 2004 silam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com