Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Jokowi ke Kabinet Indonesia Maju: Jangan Korupsi!

Kompas.com - 23/10/2019, 09:40 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan ke Kabinet Indonesia Maju yang baru saja diperkenalkannya ke pubik.

Di hadapan 34 menteri plus 4 kepala lembaga setingkat menteri, Jokowi berpesan agar mereka tidak melakukan korupsi.

"Pertama, jangan korupsi. Menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi," kata Jokowi kepada para menterinya, di teras Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Baca juga: Beragam Komentar Relawan Saat Prabowo Masuk Kabinet Jokowi-Maruf

Seluruh menteri Jokowi menyimak sembari duduk di teras tangga Istana Merdeka. Jokowi juga menyampaikan sembari duduk di anak tangga.

"Kedua, tidak ada visi misi menteri, yang ada adalah visi misi Presiden dan Wakil Presiden," kata Jokowi.

Terakhir, Jokowi berpesan agar para menteri tak terjebak pada rutinitas monoton.

Baca juga: VIDEO LIVE STREAMING Jokowi Umumkan Nama Menteri dan Kabinet

Para menteri juga diperintahkan agar berorientasi pada hasil nyata.

"Tugas kita tidak hanya menjamin sent (terkirim), tapi delivered (tersampaikan)," ujar Jokowi.

Bagi yang tak menjalankan instruksi itu dengan baik, Jokowi mengancam akan mencopot menteri bersangkutan di tengah jalan.

Kompas TV Calon menteri dari kalangan profesional dan partai politik kembali menghadap presiden hari ini (22/10). Sebagian merupakan wajah-wajah baru. Mereka diantaranya adalah Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Bahlil Lahadalia.<br /> <br /> Usai bertemu Presiden Jokowi, Bahli menyebut diajak berdiskusi terkait bidang ekonomi secara khusus pengembangan kawasan Indonesia Timur.<br /> <br /> Sebelumnya Presiden Joko Widodo sempat menyebut bahlil cocok menjadi menteri karena mewakili generasi muda dan merupakan putra asli Papua. #KabinetKerjaJilidII #KabinetJokowi #CalonMenteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com