Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Pendidikan: Penting Program, Bukan Nomenklaturnya

Kompas.com - 22/10/2019, 16:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pengamat Pendidikan dari Center of Education Regulation and Development Analysis (Cerdas) Indra Charismiadji melihat perubahan nomenklatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Pendidikan Tinggi bukan hal mendesak.

"Dari aspek penyederhanaan birokrasi ini tidak ada masalah. Pastinya beliau (Presiden Jokowi) punya alasan. Buat saya bukan urusan nomenklaturnya yang penting tapi programnya,” tegas Indra saat kepada Kompas.com (21/10/2019).

Ia berharap pemerintah Jokowi-Maruf melalui Kabinet Kerja Jilid 2 fokus menguatkan program dan mengatasi masalah di dunia pendidikan Indonesia.

Yang terpenting: sinergi antarkementerian

Indra menuturkan lima tahun terakhir tantangan dunia pendidikan di antaranya berasal dari birokrasi di sektor pendidikan. Sebab, Kemendikbud dan Kemenristekdikti sama-sama menangani pendidikan secara umum.

Terlebih ada beberapa soal di antaranya keduanya saling bersinggungan.

Ia menyontohkan dalam pengadaan dan pelatihan guru. Selama lima tahun terakhir, kewenangan mencetak guru serta sertifikasi guru ada di Kemenristekdikti. Sementara Kemendikbud kewenangannya sebagai pengguna tenaga guru.

"Jadi untuk urusan guru saja, ditangani dua Kementerian sekaligus," ujar Indra.

Baca juga: Benarkah Kemendikbud dan Kemendikti akan (Kembali) Digabung?

Menurutnya, pembagian tugas sektor pendidikan di lintas kementerian harus dimaksimalkan. Sinergitas lintas kementerian wajib dilakukan untuk mendapatkan kualitas pendidikan terbaik.

“Artinya mau dipecah atau digabung sebagaimana pun kalau tidak terjadi sinergi sama aja bohong,” ujar Indra.

Menteri pendidikan berwawasan pendidikan dan teknologi

Indra juga menekankan semangat Presiden Jokowi di periode kedua ini yang berfokus pada peningkatan SDM.

Untuk itu ia berharap sosok Mendikbud nanti memiliki wawasan atau konsep pendidikan sesuai kondisi saat ini. Diantaranya adalah memahami pemanfaatan teknologi dalam pendidikan serta kebutuhan SDM di dunia kerja saat ini.

Tidaknya hanya itu, Indra juga mengingatkan pentingnya Pemerintah untuk membuat desain dan arah pendidikan. "Pemerintah perlu membuat cetak biru pendidikan," tegasnya. 

Ia menambahkan, aspek pendidikan berada dalam wewenang lintas kementerian. Masalahnya, program pendidikan dijalankan oleh masing-masing kementerian berbeda.

“Apalagi kita bicara pendidikan ini benar-benar enggak bisa digabung karena ada di bawah kementerian agama, kementerian dalam negeri dan jadi banyak sekali bidang-bidangnya,” papar Indra.

Untuk itu ia mengingatkan pembangunan pendidikan tidak dapat dilakukan masing-masing kementerian melainkan harus dilakukan lintas sektoral. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com