Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Wapres China, Kalla Mengaku Diajari Sejarah Perkembangan Islam

Kompas.com - 19/10/2019, 14:24 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku banyak membicarakan sejarah perkembangan Islam saat bertemu Wakil Presiden China Wang Qishan di Istana Wakil Presiden.

Kalla mengatakan, Wang merupakan sosok yang gemar mempelajari sejarah, salah satunya adalah sejarah Islam.

"Dia juga mempelajari sejarah Islam. Jadi justru ngajarin saya tadi, tentang sejarah perkembangan Islam, ahli benar dia," kata Kalla kepada wartawan selepas pertemuan.

Baca juga: Hari Terakhir Menjabat Wapres, Jusuf Kalla Terima Wakil Presiden China

Pada kunjungannya ini, Wang diketahui juga sempat mengunjungi situs purbakala Museum Sangiran yang terletak di Sragen, Jawa Tengah.

"Dia malah ke Solo kan melihat sejarah Sangiran itu. Dia ahli sejarah, wakil presiden ini, karena itu kita banyak diskusi tentang sejarah," ujar Kalla.

Kalla menyebut, Wang merasa senang dengan kunjungannya kali ini. Ia mengatakan, Wang pun mengundang Kalla untuk berkunjung ke Beijing setelah Kalla tak lagi menjabat sebagai wakil presiden.

"Dia undang ke China, Beijing. Walaupun tidak dalam keadaan (kerja), secara pribadi kita mau berbicara dengan baik," kata Kalla.

Baca juga: Jusuf Kalla Terima Kunjungan Wapres China, Ini yang Dibahas

Seperti diketahui, Sabtu ini merupakan hadi terakhir Kalla menjabat sebagai wakil presiden sebelum digantikan Ma'ruf Amin yang akan dilantik pada Minggu (20/10/2019) besok.

Adapun Wang mengunjungi Indonesia untuk menghadiri upacara pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Minggu besok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com