Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jusuf Kalla Lobi Menteri Keuangan demi Beli Mobil Polisi dan TNI

Kompas.com - 18/10/2019, 15:51 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyadari betul bahwa keamanan dan ketertiban negara sangat berpengaruh terhadap investasi dan keberlangsungan ekonomi.

Dalam sambutannya di acara tradisi pengantar purnatugas untuknya yang diselenggarakan Polri, Kalla bercerita tentang hal tersebut.

Termasuk bagaimana dia melobi Menteri Keuangan untuk membeli ribuan mobil, mengganti mobil-mobil polisi yang tua.

Cerita Kalla dimulai ketika sekitar tahun 2002-2003, dirinya yang menjabat Menko Kesra bertemu Panglima TNI dan Kapolri saat itu: Jenderal TNI Endriartono Sutarto dan Jenderal Polisi Da'i Bachtiar.

Baca juga: Pamitan, Wapres Kalla Ucapkan Selamat untuk Menteri yang Berlanjut

Dia menyampaikan keheranannya, bagaimana bisa TNI dan Polri melaksanakan tugas dengan peralatan seadanya, termasuk mobil dinas yang tua dan mogok.

Menurut Kalla, pihak yang bertanggung jawab dengan kondisi tersebut tidak bisa menangani persoalan itu.

Ia pun lantas mengambil alih dan mengklaim berhasil menyelesaikannya hanya dalam waktu 2-3 hari. Kalla menemui Menteri Keuangan saat itu, Boediono.

Baca juga: Perpisahan di Polri, Kalla Sebut Pentingnya Ketegasan dan Strategi Keamanan

"Saya berbicara dengan Menteri Keuangan, 'Pak Menteri, mau tidak pajak naik 30 persen?' Waktu itu kira-kira Rp 50-60 trilliun. 'Mau naik pajak? Tentu mau. Tapi ada syaratnya, kasih saya uang 2,5 triliun," ujar Kalla menirukan dialognya dengan Boediono.

"Dia tanya, 'mau diapain?' saya bilang, 'ngaku dulu mau kasih Rp 2,5 triliun'. Dia bilang, ya oke, (tapi) dia tawar Rp 2 triliun.' Saya bilang, 'nggak, 2,5.' Lalu oke, kita bisa kasih tahu, dan baru saya buka (beritahu)!" kata dia.

Menurut Kalla, bagaimana negeri ini akan aman jika mobil Polri saat itu hanya berupa kijang tua, sedangkan perampoknya menggunakan mobil yang lebih baru.

Baca juga: Kapolri: Keberanian Pak Kalla Melebihi Jenderal TNI dan Polisi

Jika aparat keamanan tidak bisa mengatasi kejahatan, maka hal tersebut akan sulit mendatangkan investasi. Sedangkan jika aman, maka investasi pasti datang dan kenaikan pajak pun bisa dilakukan.

"Akhirnya menteri setuju, saya belikan mobil. Saya tanya agen mobil, 'eh kalian mau naik penjualan mobil nggak?' Dia bilang, 'iya mau Pak!' Lalu saya bilang, 'saya mau beli mobil kalian kurang lebih 5.000, tapi harganya harus harga pokok, kasih diskon 10 persen dari harga pokok. Jualanmu pasti naik, karena negara aman.' Dia setuju, jadilah itu beli mobil 5.000, 2500 untuk TNI dan 2500 Polri dalam waktu hanya 1 minggu," cerita Kalla.

Oleh karena itu, kata dia, selalu ada hubungan antara ekonomi dengan ketertiban dan keamanan.

Baca juga: Kapolri Sebut Jusuf Kalla Sebagai Living Legend

Sebab tanpa itu, negara manapun tidak akan bisa melakukannya. 

"Akan lebih aman kita semuanya, mobil bagus semua senang padahal itu hanya gertakan Menteri Keuangan yang hanya 5 menit selesai persoalan," kata dia.

Masa jabatan Jusuf Kalla diketahui akan segera berakhir seiring dengan dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.

Sebagai tanda perpisahan dan terima kasih, Polri melepas Jusuf Kalla dengan acara purnatugas yang menghadirkan beberapa prosesi dari jajaran kepolisian.

Kompas TV Kurang dari sepekan lagi, Wakil Presiden Jusuf Kalla akan mengakhiri masa jabatannya. Kepada jurnalis Kompas TV, Yasir Neneama, Istri Wakil Presiden, Mufidah Jusuf Kalla bercerita pengalamannya menemani sang suami selama bertugas. Bagaimana ceritanya? Simak video berikut. #JusufKalla #MufidahJusufKalla #Dialog
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com