Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tegaskan Pelaku Penusukan Wiranto Hanya Simpatisan JAD

Kompas.com - 11/10/2019, 19:58 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi meluruskan bahwa pelaku penikaman Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto berinisial SA hanya simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), bukan termasuk dalam struktur.

"Afiliasinya saja yang ke JAD. Tidak secara eksplisit bahwa dia (SA) itu JAD," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Dedi Prasetyo konferensi pers di Gedung Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).

Baca juga: Stres hingga Tusuk Wiranto, Pelaku SA Malah Berharap Ditangkap Polisi

Polisi menemukan fakta bahwa SA merupakan rekrutan salah satu tokoh sentral JAD, yakni Abu Zee. Tapi, bukan berarti SA ini langsung masuk ke dalam JAD.

"Abu Zee ini tokoh sentral. Cuma di sini terlalu banyak kelompoknya," ujar Dedi.

Kepastian itu didapat polisi setelah Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap beberapa orang yang merupakan bagian dari JAD.

Diketahui, Densus menangkap satu orang terduga teroris di Bandung dan Manado. Di Bali, tim Densus juga menangkap dua orang terduga teroris di Bali.

"Untuk kelompok ini, berangkat dari pengungkapan di Sibolga Maret 2019," ujar Dedi.

Kelompok tersebut diketahui juga berkaitan dengan ledakan di Pos Polisi Kartasura, awal Juni 2019 lalu.

Baca juga: Pengamat: JAD Anggap Pejabat sebagai Public Enemy

Ada atau tidaknya kaitan mereka terhadap penyerangan Wiranto, polisi terus memburu sel-sel pelaku teror di Indonesia.

"Densus 88 ini terus melakukan pengembangan terhadap kelompok-kelompok rersebut, Polri bertindak profesional. Kami belum bisa preventif strike kalau bukti permulaan belum cukup. Kalau sudah cukup baru bisa," kata dia.

"Ini masih kami dalami semuanya, tentu tidak berhenti di sini, masih mengejar mastermind yang mengkondisikan beberapa kelompok tadi. Ada kelompok Jateng, Jatim, Morowali, Sibolga, ada yang di Bandung, Manado dan di Bali," tutup dia.

 

Kompas TV Di Brebes, Jawa Tengah polisi sempat memeriksa orang tua Fitri Andriana perempuan terduga penyerang Menkopolhukam Wiranto. Rumahnya sempat dipasang garis polisi tetapi sekarang sudah dilepas. Kerabat Fitri membenarkan polisi menggeledah rumah itu dan mendapati busur dan beberapa anak panah serta menyita sejumlah buku. Polisi memastikan penyerang Menkopolhukam adalah jaringan kelompok teroris JAD. Lantas bagaimana mengidentifikasi jaringan ini mengingat pelaku saat itu sangat dekat dengan Menkopolhukam. Kita bincangkan dengan peneliti terorisme dan intelijen Universitas Indonesia Ridlwan Habib. #WirantoDiserang #RidlwanHabib #TerorisJAD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com