Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subkhi Ridho
Pendidik dan Peneliti Sosial-Keagamaan

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya periode 2018-2019, pendidik dan peneliti sosial-keagamaan.

Demokrasi Indonesia dan Komunikasi yang Tersumbat

Kompas.com - 10/10/2019, 11:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Begitu tersumbat maka terseranglah tubuh kita dari sakit panas, demam, hipertensi, bahkan yang parah adalah stroke ringan, hingga mengakibatkan meregangnya nyawa.

Tidak ada yang perlu disesali. Namun perlu penataan komunikasi ke publik oleh lembaga legislatif maupun eksekutif sebagai para penerima mandat rakyat untuk mengelola negara-bangsa dengan sebaik-baiknya.

Demokrasi sudah kita sepakati sebagai sistem pemerintahan bagi bangsa ini. Demokrasi yang sudah berjalan dua dekade ini, sesungguhnya sudah sesuai dengan rel yang kita tuju.

Memang selalu ada gangguan dalam perjalanannya. Kerikil-kerikil maupun riak-riak tajam mengganggu proses demokratisasi yang senantiasa berproses terus-menerus ini.

Satu-persatu kerikil maupun para penumpang gelap demokrasi sedang kita singkirkan secara lambat maupun cepat.

Hanya bagaimana supaya tidak sampai menumpahkan darah sesama anak bangsa.

Demokrasi beradab

Mengacu pada indeks demokrasi, nilai kita saat ini di kisaran 70, bukan angka terbaik, namun menunjukkan grafik positif bagi jalannya bangsa kedepan.

Hemat saya, bangsa kita memiliki potensi yang begitu luar biasa sebagai salah satu negara paling demokratis di dunia, di bawah Amerika Serikat dan India.

Mengingat, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang mencapai 265 juta jiwa dengan letak geografis berpulau-pulau disertai dengan keberagaman etnisitas, agama, ras, dan antargolongan di dalamnya.

Tidak mudah mengelola negara dengan keragaman dari berbagai aspek ini.

Siapapun pemimpinnya, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan mengelola potensi yang luar biasa ini.

Selain itu juga membutuhkan kekompakan seluruh komponen di dalamnya, dari pemerintahnya (pusat maupun daerah), lembaga legislatifnya, civil society: akademisi, mahasiswa, aktivis, ormas-ormas, juga kelompok-kelompok masyakaratnya: buruh, petani, nelayan; organisasi profesi: pengacara, dokter, guru, perawat, pelaku digital, dll.

Di dalam demokrasi terdapat nilai-nilai yang mesti kita internalisasi secara kontinyu, komprehensif, holistik, dan imparsial.

Di antaranya yaitu: kesetaraan, kesadaran politik warga, respek pada siapapun, hukum yang berwibawa, penegakan HAM, kesadaran terhadap konstitusi, nondiskriminasi, nirkekerasan, penghormatan & penghargaan terhadap perbedaan, toleransi untuk menyebut beberapa.

Sekiranya nilai-nilai sudah inheren dalam setiap para pengelola negara baik di legislatif, eksekutif, dan yudikatif, maupun di setiap warga negara niscaya kemajuan bangsa Indonesia itu bukan lagi isapan jempol belaka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com