Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Kelengkapan Dewan Dibahas Minggu Depan, Parpol Pemenang Pemilu dapat Kursi Terbanyak

Kompas.com - 04/10/2019, 17:30 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan membahas Alat Kelengkapan Dewan (AKD) minggu depan.

Menurut Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto, jabatan AKD ditentukan dengan metode yang mirip sistem sainte lague Pemilu.

Artinya, partai politik yang mendapat suara lebih banyak bakal mengantongi posisi AKD yang juga lebih banyak.

"Yang kursinya banyak tentu akan lebih banyak dapat pimpinan, yang menengah tentu dapat menengah juga, yang kecil dapat yang kecil," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Baca juga: Perempuan Didorong Jadi Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan di Parlemen

Yandri mengatakan, sistem tersebut sesuai dengan makanisme yang diatur dalam Undang-undang MPR DPR DPD DPRD (MD3).

Dengan mekanisme demikian, PDI Perjuangan sebagai partai peraih suara terbanyak akan mendapat jabatan AKD terbanyak.

"Jadi yang pertama itu PDI-P dahulu, mungkin yang kedua PDI-P lagi, baru diputar, setelah itu Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, balik lagi ke PDI-P lagi. Kira-kira begitu," ujarnya.

Ada lebih dari 16 kursi pimpinan AKD yang bakal ditempati oleh anggota dewan.

Baca juga: Golkar Ingin Kader Muda dan Perempuan Berperan dalam Alat Kelengkapan Dewan

Jumlah tersebut terdiri dari ketua 11 komisi dan lima AKD berupa Badan Anggaran (Banggar), Badan Legsilasi (Baleg), Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), dan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP).

Ditambah lagi, setiap komisi dan AKD bakal dilengkapi dengan tiga Wakil Ketua.

Yandri memprediksi, PAN setidaknya bakal mendapat satu kursi Ketua Komisi, dan tiga hingga empat kursi Wakil Ketua Komisi.

Baca juga: Ketua KPPG Harap Caleg Perempuan Golkar Pimpin Alat Kelengkapan Dewan

Namun, belum diketahui kursi AKD mana yang bakal ditempati oleh PAN. Yandri mengatakan, hal ini masih bisa dimusyawarahkan dalam beberapa waktu ke depan.

"Lobi-lobi antar fraksi biasa kan saling komunikasi, penjajakan. Mungkin PDI-P mau komisi berapa yang utama, yang kedua di mana. Mungkin PAN maunya di sini, mungkin. Ada pemibicaraan seperti itulah," ujar Yandri.

"Tapi akhirnya harus diambil keputusan resmi dalam rapat Bamus, tidak bisa rapat-rapat di informal," sambungnya.

Kompas TV Wajah-wajah baru menghiasi gedung parlemen di ibu kota. Tak berlama-lama bulan madu, setumpuk pekerjaan rumah tengah menanti para wakil rakyat 2019-2024. Sembari menyusun alat kelengkapan dewan, para legislator menunggu rekan sejawat teranyar, yakni pemerintahan presiden terpilih. Akankah Kabinet Jokowi-Ma’ruf berkomposisi 55 persen dari kalangan profesional dan 45 persen dari parpol, seperti pernah diungkapkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu? Bagaimana utak-atik kabinet Jokowi dari sisi politik jika melihat kekuatan politik di parlemen? #KabinetJokowiMaruf #KabinetJokowi2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com