Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Sebut Anak-anak Boleh Ikut Unjuk Rasa

Kompas.com - 02/10/2019, 19:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menegaskan, pelajar di bawah umur tetap berhak mengikuti aksi unjuk rasa seperti yang terjadi di Jakarta, beberapa waktu terakhir.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan bahwa salah satu kategori anak di bawah umur yaitu remaja. Anak di bawah umur kategori inilah yang diperbolehkan mengikuti unjuk rasa di jalan-jalan.

"Anak-anak juga memiliki hak untuk berkumpul dan menyuarakan pendapat. Jadi anak-anak juga dibagi umurnya, tidak semua anak-anak tidak boleh menyuarakan pendapat, tidak boleh berkumpul," ujar Choirul di Kantor Komnas HAM, Rabu (2/10/2019).

Baca juga: 2 Pelajar Dikeluarkan dari Sekolah karena Ikut Demo, Ini Penjelasannya

Seorang remaja, lanjut Choirul, sudah dapat menilai apakah sesuatu berhubungan dengan kepentingan dirinya atau tidak. Atas penilaian itu, seorang remaja juga berhak menyuarakan pendapatnya.

"Dia juga dapat menilai apakah ada sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan dia atau tidak," ujar Choirul.

Apalagi, remaja yang melakukan aksi unjuk rasa bukan sebuah tindakan pidana sehingga tidak dapat dijerat hukum.

"Kalau mendapatkan anak-anak mengikuti aksi, tidak perlu diproses dan tidak perlu pemrosesannya masuk dalam catatan apakah dia berbuat kriminal atau tidak. Ini lepas dari soal yang lain-lain ya," kata Choirul.

Pendekatan yang tepat bagi remaja pengikut unjuk rasa adalah pendampingan dan dialog.

Baca juga: Polisi Tegaskan Bantahan Membuat Grup WhatsApp Pelajar STM yang Viral

Pendekatan ini akan lebih mengkonstruksi secara positif pandangan-pandangan sang anak terhadap persoalan yang dihadapinya.

Seperti diketahui, pelajar dan mahasiswa menggelar unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR. Aksi itu selalu berujung pada kericuhan yang diwarnai dengan tembakan gas air mata hingga sikap represif aparat kepolisian.

Sejumlah pelajar diamankan aparat kepolisian akibat kericuhan itu. Aparat kepolisian di beberapa wilayah pun melakukan sweeping guna menghalau pelajar yang hendak berdemonstrasi. 

 

Kompas TV Pengungsi dari Wamena ke Jayapura seusai kerusuhan di Kabupaten Jayawijaya pekan lalu terus bertambah. Meski kebutuhan pengungsi terpenuhi namun para pengungsi berharap segera bisa dipulangkan ke kampung halamannya. Jumlah pengungsi yang ditampung di posko pengungsian di Sentani, Kabupaten Jayapura hingga Selasa (1/10/2019) malam mencapai 948 orang. Ratusan pengungsi ini ditampung di 4 posko yakni Posko Lanud Silas Papare Jayapura, Yonif Rider Khusus 751 Vira Jaya Sakti, Rindam XVII Cenderawasih dan Masjid Al-Aqsa Sentani. Saat ini para pengungsi masih menunggu untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing. Sementara itu saat kunjungan ke pengungsian Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menegaskan pihaknya menjamin keamanan warga termasuk mereka yang telah meninggalkan Papua untuk kembali lagi ke rumah. Sedikitnya ada 4.600 warga Wamena kini mengungsi ke Sentani pasca-kerusuhan. Meski telah memakan puluhan korban atas kerusuhan 23 September lalu konflik di Wamena, Papua masih memanas. Ribuan pengungsi mencari tempat aman keluar Wamena meski sebelumnya Presiden Joko Widodo telah mengimbau tidak perlu melakukan eksodus ke luar wilayah Wamena. Apa yang seharusnya pemerintah lakukan? Kami akan membahasnya bersama Komisioner Komnas HAM Choirul Anam. #KonflikTanahPapua #Wamena #KomnasHAM
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com