Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen PAS: 1.000 Napi di Jakarta Terjangkit Hepatitis C

Kompas.com - 19/09/2019, 12:58 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkum HAM Sri Puguh Budi mengungkapkan, ada sekitar 1.000 penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di wilayah DKI Jakarta yang terjangkit penyakit hepatitis C.

Hal itu terungkap dari tes terhadap 17.400 penguhuni di tujuh lapas dan rutan di DKI Jakarta dalam rentang waktu dua bulan dari 28 Juni hingga 28 Agustus 2019.

"Prevalensi dari 17.400 tahanan lapas dan rutan, yang terjangkit penyakit hepatitis C cukup tinggi, yakni 5,9 persen atau ada sekitar 1.000-an tahanan," ujar Sri dalam acara diseminasi tes hepatitis C bagi tahanan dan napi di lapas dan rutan DKI Jakarta di Gedung Ditjen Pemasyarakatan, Jakarta, Kamis (19/9/2019).

"Ini tinggi sekali, penting untuk diketahui saat ini agar tidak menular," lanjut dia.

Baca juga: Ditjen PAS Akan Lakukan Tes Hepatitis C ke Seluruh Rutan dan Lapas

Sri menduga, lapas dan rutan di wilayah luar DKI Jakarta juga memiliki prevalensi tinggi mengenai napi yang terjangkit hepatitis C.

Oleh sebab itu, pihaknya akan menggencarkan tes di lapas dan rutan. Tujuannya supaya narapidana maupun petugas lapas dan rutan tidak tertular penyakit hepatitis C. Mereka adalah kelompok rentan yang berpotensi tertular.

Sri menjelaskan, komunikasi antara narapidana dengan petugas sangat intensif. Sehingga tes tersebut diharapkan mampu mencegah penyakit tertular hepatitis C.

"Komunikasi mereka sangat intensif. Mereka kelompok rentan yang bisa tertular penyakit hepatitis C. Hasil ini menjadikan kita lebih waspada. Bukan hanya di Jakarta, melainkan juga lapas dan rutan di daerah lain," lanjut dia.

Baca juga: Waspadai Penularan Hepatitis C akibat Cuci Darah

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Langsung Kementerian Kesehatan dr Wiendra Waworuntu menambahkan, kegiatan tes hepatitis C tersebut sejalan dengan pelaksanaan gerakan masyarakat hidup sehat.

Tes tersebut, sebagai upaya preventif dalam pembangunan kesehatan yang bertujuan menurunkan angka kejadian penyakit dan efesiensi dalam pembiayaan kesehatan. 

 

Kompas TV Presiden Jokowi mengatakan sudah menerima surat pengunduran diri dari Menpora Imam Nahrawi. Presiden Jokowi hingga saat ini masih mempertimbangkan untuk mengganti posisi Menpora Imam Nahrawi dengan pejabat yang baru atau PLT. Penetapan Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka barudisampaikan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Rabu (18/9) sore. KPK menetapkan Menpora Imam Nahrawi dan asistennya, Miftahul Ulum sebagai penerima suap dana hibah KONI dari Kemenpora. #MenporaImamNahrawi #DanaHibahKONI #TersangkaKPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com