Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orasi di Depan Mahasiswa, Novel Baswedan: Jangan Lelah Dukung KPK!

Kompas.com - 12/09/2019, 17:29 WIB
Christoforus Ristianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak lelah mendukung dan menyelamatkan KPK dari upaya-upaya pelemahan.

Hal itu Novel serukan saat aksi massa dukungan kepada KPK yang digalang sejumlah mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Universitas Negeri Jakarta, dan Institut Pertanian Bogor di atas panggung kecil pelataran Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).

"Mendukung upaya pemberantasan korupsi adalah suatu hak yang layak untuk diperjuangkan," ujar Novel.

"Suatu hal yang penting untuk dapatkan perhatian sehingga saya berpikir kita tidak boleh lelah, tidak boleh menyerah mendukung KPK," tutur Novel, disambut teriakan mahasiswa yang menggunakan almamater kampusnya masing-masing.

Baca juga: Tes Capim KPK Dinilai Jauh dari Semangat Anti-Korupsi dan Sarat Kepentingan Revisi UU

Dalam kesempatan itu, Novel yang dengan semangat meminta para mahasiswa untuk tegar dan jangan menyerah memperjuangkan antikorupsi. Ia menyebut bahwa upaya penggembosan lembaga antirasuah begitu masif dilakukan.

Dengan mengenakan topi berwarna hitam, Novel juga menyebut ada upaya pemutarbalikan fakta yang begitu gencar dilakukan guna melemahkan KPK.

"Kawan-kawan sekalian, kita tahu bahwa ada orang yang selalu berupaya menggagalkan korupsi dengan segala cara. Salah satunya lewat upaya memutarbalikkan fakta, atau upaya apa pun dalam rangka menggagalkan, menjatuhkan, mematikan KPK," kata Novel dengan intonasi tinggi sembari mengepalkan tangan ke atas.

Baca juga: Menpan RB Mengaku Belum Mempelajari Revisi UU KPK

Sebagai orang yang berjiwa nasionalis, lanjutnya, masyarakat tidak boleh gentar melawan korupsi. Apa pun risikonya, kata Novel, harus dengan tegap dihadapi.

"Tidak boleh terus kita biarkan untuk kita menjadi abai atau kompromi dengan upaya-upaya itu (pelemahan KPK)," tutur Novel, disambut tepuk tangan mahasiswa.

Diketahui, kini revisi UU Nomor 30 tahun 2002 tentang KPK menjadi polemik lantaran sejumlah poin dinilai akan melemahkan lembaga antirasuah.

Revisi UU KPK akan dibahas oleh pemerintah dan DPR usai Presiden Joko Widodo menerbitkan surat presiden (surpres) pada Rabu (11/9/2019).

Di saat yang sama, proses capim KPK berlangsung di komisi III DPR. Sepuluh calon unsur pimpinan KPK tersebut menghadapi uji kelayakan dan kepatutan. Namun demikian, masih terdapat capim yang diduga bermasalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com