JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyebut bahwa hoaks terkait penyelenggaraan pemilu meningkat dari tahun ke tahun.
Terhitung sejak tahun 2004, hoaks menyerang penyelenggara pemilu melalui teknologi informasi. Peristiwa ini terus menerus terjadi, dan puncaknya pada Pemilu 2019.
"Tahun 2019 itu lebih melebar lagi. Spektrumnya jauh lebih luas jauh lebih beragam dan persebarannya meningkat sangat cepat dibanding pemilu sebelumnya," kata Arief dalam focus group discussion "Hoaks dalam Pemilu 2019" di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
Arief mengatakan, pada pemilu-pemilu sebelumnya, hoaks hanya menyerang KPU sebagai institusi penyelenggara pemilu.
Baca juga: Mafindo: Tahun Ini, 100 Hoaks Politik Beredar Setiap Bulan
Namun, dalam Pemilu 2019 hoaks tidak hanya menyerang institusi KPU, tetapi juga personal penyelenggara pemilu, bahkan antar-peserta pemilu.
Hoaks yang menyerang penyelenggara Pemilu tahun 2019 misalnya, terkait peristiwa tujuh kontainer surat suara tercoblos, settingan server KPU, dan lainnya.
Peristiwa-peristiwa tersebut, menurut Arief, meski sudah ditindaklanjuti, tidak akan bisa terhapus dalam ingatan masyarakat.
"Sekali informasi tersampaikan, dia tak akan pernah bisa dihilangkan ataupun ditarik kembali," ujar Arief.
"Artinya di dalam pikiran masyarakat, sudah melekat bahwa KPU itu kotak (suara) kardus, bahwa KPU mencoblos surat suara tujuh kontainer," ujar Arief.
Baca juga: Masyarakat Jabar Diminta Siaga Hadapi Gempuran Hoaks
Oleh karena itu, Arief menyebut, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk tidak hanya melawan hoaks, tetapi melakukan pencegahan.
Kerja sama itu, tidak hanya dari cybercrime Polri, tetapi bisa juga dari Badan Intelijen Negara (BIN), serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Sekarang kita punya kepentingan agar penyebarluasan informasi yang tidak benar itu bukan hanya setelah tersebar kemudian kita counter, tapi kita lakukan pencegahan supaya tidak ada persebaran-persebaran hoaks," kata Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.