Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Tugas TGPF Bentukan Polri Berakhir, KPK Harap Pelaku Penyerangan Novel Terungkap

Kompas.com - 08/07/2019, 19:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi berharap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan dapat terungkap meski masa kerja Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Polri telah berakhir pada Minggu (7/7/2019) kemarin.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pihaknya berharap pelaku penyerangan Novel dapat diungkap mulai dari pelaku lapangan hingga aktor intelektualnya.

"KPK intinya tetap berharap pelaku penyerang Novel itu bisa ditemukan. mulai dari pelaku di lapangan yang menyiram air keras ke novel ataupun pihak-pihak lain jika ada yang menyuruh misalnya atau aktor intelektual dari serangan terhadap novel Baswedan itu," kata Febri kepada wartawan di Gedung KPK, Senin (8/7/2019).

Baca juga: Masa Kerja Tim Gabungan Polri Berakhir, Ini Tanggapan Novel Baswedan

Febri menilai, penyerangan terhadap Novel mesti dipandang serius. Menurut Febri, serangan tersebut bukan hanya terhadap individu Novel, melainkan juga KPK sebagai sebuah lembaga.

Febri mengatakan, Novel pun bukan satu-satunya unsur KPK yang mendapat teror. Ia menyebut, rumah para Pimpinan KPK pun tak luput dari teror.

"Jadi kami berharap upaya-upaya serangan terhadap KPK itu bisa disikapi secara serius dan pelaku penyerangannya artinya harus ditemukan," ujar Febri.

Saat ditanya mengenai hasil TPF bentukan Polri, Febri mengaju KPK belum menerima hasil kerja dari tim gabungan tersebut.

Baca juga: Masa Kerja Tim Gabungan Polri Berakhir, Ini Tanggapan Novel Baswedan

Diketahui, masa tugas TPF bentukan Polri telah berakhir pada Minggu (7/7/2019). Anggota Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Wana Alamsyah menilai, tim tersebut gagal mengungkap kasus Novel.

"Hingga batas waktu yang telah ditentukan, tim tidak dapat mengungkap satu pun aktor yang bertanggung jawab atas cacatnya mata kiri Novel," ujar Wana.

Sementara itu, anggota TPF Hendardi mengatakan, pihaknya akan menyerahkan hasil kerja mereka kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pada pekan ini.

Kompas TV Berikut TOP 3 News Pilihan Kompas TV: 1. KPU menghadirkan saksi ahli sekaligus arsitek teknologi informasi, Marsudi Wahyu Kisworo, yang banyak menjelaskan soal sistem informasi penghitungan suara atau situng KPU. Terkait Situng, hakim konsitusi, Arief Hidayat menegaskan hal ini bukan menjadi penentu hasil resmi pemilihan presiden. Hakim menjelaskan hasil resmi berdasarkan penghitungan suara manual yang dilakukan berjenjang. 2. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, didampingi tim kuasa hokum, hari ini menjalani pemeriksaan kepolisian Polda Metro Jaya atas kasus penyiraman air keras. Berdasarkan keterangan anggota tim gabungan pencari fakta pada bulan lalu, tim kuasa hukum Novel menyebut kuat adanya dugaan keterlibatan polri, dalam kasus penyerangan Novel Baswedan. 3. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan cawapres Kyai Haji Makruf Amin menjadi saksi pernikahan putri Rois Aam PBNU Kyai Haji Miftahul Akhyar. Pernikahan putri Rois Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Muktafiyah Bikanafillah dengan Lora Muhammad Ismail Acholy, berlangsung di pondok pesantren Miftahus Sunnah, Jalan Kedung Tarukan, Surabaya, Kamis siang. Sejumlah pejabat tinggi negara dari panglima TNI, kapolri, serta tokoh nasional lainnya turut hadir pada acara pernikahan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com