Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadiv Humas Polri: Sutopo Purwo Nugroho Humas Sejati

Kompas.com - 07/07/2019, 13:36 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal mengaku mengidolakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) almarhum Sutopo Purwo Nugroho.

Iqbal beralasan, Sutopo selalu melayani wartawan untuk memberikan informasi perihal bencana di Indonesia. Tak hanya sekadar bekerja, jenderal polisi bintang dua ini menilai Sutopo juga sangat menjiwai pekerjaannya.

"Saya kan mengidolakan almarhum, karena almarhum melayani dan meladeni teman-teman media tanpa kenal lelah," ujar Iqbal saat ditemui di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (7/7/2019).

Baca juga: Presiden Jokowi: Almarhum Sutopo Dedikasikan Hidupnya untuk Orang Banyak

"Semua data yang diharapkan, informasi apa pun diberikan, dan betul-betul menjiwai, soul-nya luar biasa. Itu humas sejati. Kadiv Humas Polri pun jauh dedikasinya. Pak Dedi (Brigjen Pol Dedi Prasetyo), Karopenmas juga terinspirasi kepada almarhum," sambung dia.

Pada kesempatan itu, Iqbal, mewakili Polri, mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Sutopo.

Iqbal mengatakan bahwa tugas Sutopo dalam menyebar informasi perihal bencana sangat mulia. Meski sedang berjuang melawan kanker, kata Iqbal, Sutopo tetap setia melakukan pekerjaannya.

Maka dari itu, Iqbal merasa bahwa Sutopo memang layak menerima sejumlah penghargaan.

Iqbal pun mendoakan agar Sutopo diterima di sisi Tuhan. Iqbal juga berharap agar dedikasi Sutopo dapat menjadi amal jariyah bagi almarhum.

"Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT, jalannya dilapangkan dan Insya Allah nanti almarhum ditempatkan di surganya Allah SWT," tutur Iqbal.

Sutopo meninggal dunia di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB, akibat penyakit kanker paru.

Baca juga: Kepala BNPB: Jenazah Sutopo Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Sekitar Pukul 20.00

Ia bertolak ke Guangzhou, China, untuk berobat penyakit kanker paru-paru selama sebulan sejak 15 Juni lalu.

Sebelumnya, Sutopo juga telah menjalani serangkaian perawatan kesehatan di sejumlah rumah sakit (RS) karena kanker paru-paru yang diidapnya. Ia divonis kanker paru-paru pada 17 Januari 2018. Sutopo rencananya dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, esok hari.

Kompas TV Korban meninggal akibat banjir bandang di Sentani, Papua terus meningkat. Selain tingkat hujan dengan intensitas yang tinggi, banjir bandang juga semakin diperparah longsor yang terjadi di Gunung Cycloop dengan membawa sejumlah material kayu. Selain intensitas hujan yang tinggi, longsor di Gunung Cycloop terjadi akibat banyaknya aktivitas penebangan. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB , Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di gedung BNPB. Diprediksi jumlah akan terus bertambah, karena proses evakuasi di sejumlah titik masih menjadi prioritas dalam penanganan korban. Lebih dari 4 ribu pengungsi berada di enam titik, baik tersebar di sejumlah perumahan maupun di kantor pemerintahan. #BanjirSentani #BanjirBandangSentani #PrayForSentani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com