Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Temui Keluarga Korban Kerusuhan 22 Mei

Kompas.com - 26/06/2019, 10:31 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat menilai, pemerintah kurang memberi perhatian terhadap keluarga korban yang meninggal saat kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta.

Papang menyebut, salah satu kepedulian pemerintah bisa ditunjukkan dengan menemui keluarga korban.

"Paling enggak, keluarga korban ini kan punya martabat, jadi kalau menurut saya ya temuin saja," kata Papang usai konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).

Keluarga korban, kata Papang, membandingkan ketika Presiden Joko Widodo menemui pedagang yang kiosnya dijarah saat kerusuhan. Pertemuan itu terjadi hanya beberapa hari setelah peristiwa kerusuhan.

Baca juga: Amnesty Internasional Indonesia Temukan 4 Korban Diduga Dianiaya Aparat Saat Kerusuhan 21-22 Mei

Keluarga menyayangkan, pemerintah justru tak menemui mereka yang kehilangan orang terdekatnya. "Ini yang terampas adalah nyawa, kok enggak diketemuin," ujar Papang.

Papang mengatakan, tak perlu Presiden Jokowi, tetapi setidaknya perwakilan pemerintah yang menemui keluarga korban.

Selain itu, Papang juga mengatakan bahwa pemerintah perlu memberikan bantuan psikologis kepada keluarga korban.

Bantuan lainnya yaitu secara finansial. Papang mengungkapkan, ada keluarga korban yang pekerjaannya terganggu setelah peristiwa tersebut.

"Banyak impact finansial, mereka keluar uang banyak, ke sana ke mari, ada yang keluarganya, kakaknya kerjanya bermasalah karena enggak masuk berapa lama. Jadi menurut saya harus dipikirkan juga pemulihan hak dalam bentuk finansial kepada mereka," ungkapnya.

Sebelumnya, Amnesty mengungkapkan personel Brimob telah melakukan pelanggaran HAM serius. Amnesty menemukan setidaknya ada empat korban dugaan penyiksaan oleh personel Brimob saat kerusuhan.

Baca juga: Amnesty Harap Ada Investigasi Independen Terkait Kerusuhan 21-22 Mei

Kejadian tersebut terjadi di sebuah lahan kosong di Kampung Bali, Jakarta Pusat, pada 23 Mei 2019 pagi.

Setelah berusaha masuk, polisi kemudian melakukan penangkapan yang diduga disertai kekerasan, termasuk orang yang sedang tidur.

Papang menambahkan bahwa pihaknya mendapat informasi dari para saksi bahwa banyak orang yang melempar batu dari area parkir tersebut. Namun, catatan dari Amnesty adalah polisi tidak bisa memilah mana pelaku mana yang bukan.

Kompas TV Perkembangan penyelidikan kerusuhan 21-22 Mei mendapati adanya dugaan fakta baru terkait korban kerusuhan. KompasTV akan membahasnya dalam dialog Kompas Petang bersama pusat kajian keamanan nasional Puskamnas Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Hermawan Sulistyo, dan lewat sambungan skype juga telah bergabung Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab. #Aksi22Mei #Kerusuhan22Mei #Bawaslu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com