Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Open House" Jokowi, "Jangan Nyelak, Ngantre dari Belakang"

Kompas.com - 05/06/2019, 11:08 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Heru Margianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Antrean masyarakat terlihat mengular hingga lebih dari 20 meter di pintu sebelah barat Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Rabu (5/6/2019. Mereka datang untuk mengucapkan selamat Idul Fitri kepada Presiden Joko Widodo.

Masyarakat berkumpul di Monas menunggu giliran masuk ke Istana Negara. Pantauan Kompas.com, antrean masyarakat tak teratur dan tak terkendali. Sejumlah orang yang baru datang ke antrean terlihat langsung ingin masuk ke dalam barisan antrean.

“Ayo jangan nyelak. Ngantre dari belakang,” teriak beberapa orang dalam antrean.

Baca juga: Suasana Open House Jokowi di Istana, Warga dan Pejabat Antre Bersama

Seorang warga yang mengantre, Priyati (22) mengaku datang bersama suami dan anaknya yang berumur 8 bulan. Ia bersama suami ingin bertemu dengan Jokowi

“Tadi datang jam 6 langsung ke sini. Suasana sudah ramai sampai di tengah, sekitar 12 meter,” kata Priyati. 

Seorang warga lainnya, Martha (81) yang datang bersama anak dan cucunya dari Depok mengantre demi bertemu Jokowi.

“Gak sempat berpikir kalau mengantre sepanjang ini. Saya yakin masuk. Mudah-mudahan bisa masuk,” kata Martha. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar "open house" di Istana Kepresidenan, Rabu (5/6/2019), usai menjalankan shalat id di Masjid Istiqlal.

"Open house" dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, yakni pukul 09.00 - 10.00 WIB bagi pejabat negara. Sesi kedua, dari pukul 10.00 - 12.00 WIB untuk masyarakat umum.

Pada Lebaran tahun 2017, "open house" dilaksanakan di Istana Presiden Jakarta. Sementara, tahun 2018, "open house" dilaksanakan di Istana Presiden Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com