Saat ini, taman dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila. Lokasinya di Kelurahan Rukun Lima. Di taman tersebut, terdapat patung Soekarno duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.
Pohon sukun yang ada di Tamman Renungan Bung Karno disebut Pohon Pancasila. Pohon yang ada saat ini adalah pohon yang ditanam pada 1981, karena pohon yang asli sudah tumbang sejak 1960.
Sekaarang kawasan Taman Renungan Soekarno dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi.
Baca juga: Pancasila Diperingati di Bawah Pohon Sukun di Ende
Setelah pengasingan dari Ende, Soekarno berhasil merumuskan apa yang disebut Pancasila. Penamaan itu juga berdasarkan saran temannya yang notabene ahli bahasa.
Sampai saat in, tak diketahui secara pasti siapakah orang yang dimaksud oleh Soekarno. Ketika merumuskan prinsip Pancasila, Soekarno merujuk pada hal yang berunsur simbolik.
Soekrno memberikan gambaran dari rukun Islam yang berjumlah lima, dengan lima jari. Selain itu panca indera dan tokoh pewayangan Pandawa yang berjumlah lima juga. Maka Soekarno membuat rumusan dalam lima butir.
Ide ini tak serta merta langsung diterima, namun ada tim yang merumuskan untuk mengkaji ulang usulan Soekarno.
Mereka adalah Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin.
Setelah perubahan, Pancasila menjadi dasar negara hingga saat ini.
Baca juga: Pidato Bung Karno 1 Juni, Tonggak Sejarah Lahirnya Pancasila
Kebanyakan orang mengetahui bahwa sosok yang paling sentral mencetuskan Pancasila adalah Soekarno. Namun, ternyata ada dua sosok lain yang berada dan pernah mengusulkan dasar negara, yakni Mohammad Yamin dan Soepomo.
Mohammad Yamin terpilih sebagai anggota BPUPKI pada 1945. Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya.
Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara.
Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh hHikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Soepomo juga menjadi anggota BPUPKI. Lulusan hukum di Bataviasche Rechtsschool ini juga mengungkapkan rancangannya soal dasar negara.
Rancangan versi Soepomo meilputi persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.
Baca juga: Para Tokoh di Balik Lahirnya Pancasila
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.