Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perenungan Soekarno di Ende hingga Pohon Sukun, Fakta Unik Lahirnya Pancasila

Kompas.com - 01/06/2019, 14:30 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Saat ini, taman dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila. Lokasinya di Kelurahan Rukun Lima. Di taman tersebut, terdapat patung Soekarno duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.

Pohon sukun yang ada di Tamman Renungan Bung Karno disebut Pohon Pancasila. Pohon yang ada saat ini adalah pohon yang ditanam pada 1981, karena pohon yang asli sudah tumbang sejak 1960.

Sekaarang kawasan Taman Renungan Soekarno dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi.

Baca juga: Pancasila Diperingati di Bawah Pohon Sukun di Ende

3. Pencetus nama Pancasila

Setelah pengasingan dari Ende, Soekarno berhasil merumuskan apa yang disebut Pancasila. Penamaan itu juga berdasarkan saran temannya yang notabene ahli bahasa.

Sampai saat in, tak diketahui secara pasti siapakah orang yang dimaksud oleh Soekarno. Ketika merumuskan prinsip Pancasila, Soekarno merujuk pada hal yang berunsur simbolik.

Soekrno memberikan gambaran dari rukun Islam yang berjumlah lima, dengan lima jari. Selain itu panca indera dan tokoh pewayangan Pandawa yang berjumlah lima juga. Maka Soekarno membuat rumusan dalam lima butir.

Ide ini tak serta merta langsung diterima, namun ada tim yang merumuskan untuk mengkaji ulang usulan Soekarno.

Mereka adalah Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin.

Setelah perubahan, Pancasila menjadi dasar negara hingga saat ini.

Baca juga: Pidato Bung Karno 1 Juni, Tonggak Sejarah Lahirnya Pancasila

4. Tokoh lain di balik Pancasila

Tokoh bangsa yang juga telah diangkat sebagai pahlawan nasional, Mohammad YaminIstimewa/DOKUMENTASI HARIAN KOMPAS Tokoh bangsa yang juga telah diangkat sebagai pahlawan nasional, Mohammad Yamin

Kebanyakan orang mengetahui bahwa sosok yang paling sentral mencetuskan Pancasila adalah Soekarno. Namun, ternyata ada dua sosok lain yang berada dan pernah mengusulkan dasar negara, yakni Mohammad Yamin dan Soepomo.

Mohammad Yamin terpilih sebagai anggota BPUPKI pada 1945. Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya.

Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara.

Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh hHikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Soepomo juga menjadi anggota BPUPKI. Lulusan hukum di Bataviasche Rechtsschool ini juga mengungkapkan rancangannya soal dasar negara.

Rancangan versi Soepomo meilputi persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

Baca juga: Para Tokoh di Balik Lahirnya Pancasila

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com