Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ali Mochtar: Masak Sih Ente-ente Punya Mata Telinga Buta Tuli?

Kompas.com - 20/05/2019, 19:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diminta "eling" bahwa rencana aksi unjuk rasa yang mereka rencanakan digelar tanggal 22 Mei 2019 berpotensi disusupi kelompok teroris.

Demikian diungkap Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin saat dijumpai di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Senin (20/5/2019).

"Masak sih ente-ente punya mata dan telinga buta tuli? Hari ini nyata-nyata ada seperti itu (berpotensi disusupi), kok masih ngotot? Siapa sih yang memprovokasi?" ujar Ali.

Baca juga: TNI AD Sebut Belum Ada Pergerakan Besar Jelang 22 Mei

Demikian pula dengan masyarakat umum.

Politikus Partai Golkar itu berharap agar publik hati-hati benar jika tetap ingin mengikuti aksi unjuk rasa yang rencananya dilaksanakan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut.

Ali mengatakan, modus yang dilakukan kelompok teror ini sama seperti yang terjadi di Timur Tengah. Semisal Syria, Mesir, Afghanistan dan Lebanon.

Publik harus melihat fakta sejarah tersebut agar tidak ikut terbawa-bawa.

Baca juga: 6 Alasan untuk Tidak Perlu ke Jakarta untuk Aksi 22 Mei 2019

Ongkos sosial yang diakibatkan apabila terjadi chaos sangat besar. Salah satu yang paling penting adalah keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.

"Negeri ini hidup ada orang Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu dan lain- lain. Kita-kita sebagai umat Muslim harus mengerti bagaimana tata cara orang Islam menghadapi masalah demokrasi di Tanah Air. Bukan radikal seperti itu," ujar Ali.

Baca juga: Bawa Molotov, Polisi Amankan 3 Mobil Elf Rombongan Peserta Aksi 22 Mei

Ali pun berharap TNI-Polri mengerjakan tugasnya dengan baik dalam pengamanan aksi unjuk rasa 22 Mei 2019 mendatang.

"Saya lihat antisipasi TNI-Polri tidak bercanda ya. Seluruh kekuatan dipersiapkan. Ya itu bentuk jangan anggap sepele. Berkaca pada sejarah Syria, Mesir dan Lebanon itu, mula-mulanya dianggal hal biasa," ujar Ali.

Berpotensi Disusupi Teroris

Diberitakan, informasi soal dugaan penyusup dalam aksi unjuk rasa 22 Mei 2019 itu pertama diungkap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Ia menegaskan, imbauan aparat keamanan agar masyarakat tidak bergabung ke aksi unjuk rasa itu, bukan untuk 'menggemboskan' aksi itu sendiri.

Baca juga: Kopassus Siap Turun Tangan Amankan 22 Mei

Imbauan perlu dibuat lantaran ada kelompok yang memanfaatkan aksi unjuk rasa tersebut untuk mengganggu ketertiban dan keamanan negara.

"Situasi itu mengundang pihak-pihak tertentu yang sering kita dengar. Ada kelompok teroris dan kelompok lain yang kepingin memanfaatkan situasi," ujar Moeldoko saat dijumpai di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin siang.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com