Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang pelajar kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs) dinarasikan telah membobol situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) beredar luas di media sosial Twitter pada Rabu (1/5/2019).
Pelajar yang disebut dalam video itu adalah Putra Aji Adhari (15).
Pelajar ini memang dikenal karena beberapa kali berhasil meretas dan menguji sistem keamanan sejumlah situs perusahaan, e-commerce, situs pemerintah, bahkan milik lembaga antariksa Amerika Serikat atau NASA.
Namun, pihak KPU membantah video mengenai pembobolan situsnya tak lama setelah Pemilu 2019.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video ini salah satunya diunggah oleh salah satu pengguna Twitter, @reftyWF pada Rabu (1/5/2019).
Bocah kelas II MTS bobol situs KPU..!!
— ®eft ???????????????? (@reftyWF) 1 Mei 2019
Bbrp sub domain/area website KPU masih lemah, ujar bocah tsb..
.
.
????????sekelas bocah MTS bisa ngutak ngatik situs KPU..@KPU_ID PU apaa kabar?? pic.twitter.com/OugKUCHtZQ
Video berdurasi 43 detik ini menampilkan seorang anak laki-laki tengah ditanyai seputar penggalan cerita ketika dirinya membobol situs KPU yang disebut terjadi pada 2019.
"Aku masuknya itu dari subdomain-nya. Impact-nya itu ke database," ujar pelajar yang kini mengenyam pendidikan di Madrasah Tsanawiyah ini.
Putra menceritakan bahwa dalam database KPU ada data Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan bisa menambahkan data DPT, asalkan si hacker sudah bisa masuk ke akses admin.
Tak hanya itu, dalam video disebutkan bahwa anak laki-laki tersebut juga menyampaikan bahwa situs yang dibobolnya memiliki kelemahan pada beberapa subdomain dari situs KPU.
"Kalau di domain utama, kalau saya lihat sih masih cukup aman ya, tapi di beberapa subdomain KPU itu masih terlihat kurang aman gitu," ujar Putra, seperti tergambar dalam video.
Putra yang merupakan pelajar MTs Manbaul Khair, Ciledug, Tangerang ini telah dikenal sebagai whitehat hacker yang mencari kelemahan sistem, kemudian memberitahukannya ke instansi terkait supaya instansi tersebut memperbaikinya.
Saat ditemui Kompas.com, Putra mengaku bahwa dia pernah membobol situs KPU. Menurut dia, tingkat kesulitan meretas situs badan penyelenggara pemilu tersebut berlevel sedang dan tak jauh beda dengan situs-situs pemerintah lainnya.
"Yang pertama itu (ditemukan celah meretas) masih tahun ini, tetapi enggak ingat bulannya," kata Putra kepada Kompas.com saat ditemui di kediamannya, Tangerang, Minggu (7/4/2019).
Baca juga: Selain Situs NASA, Putra Juga Pernah Meretas Situs KPU
Saat pertama kali menemukan celah di server KPU, ia melihat tabel berisi nama seluruh daerah-daerah di Indonesia. Setelah membuka salah satu dari tabel tersebut, ia bisa melihat seluruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terdaftar di tiap wilayah.
"Di situ bisa lihat database KPU di seluruh Indonesia. Jadi bisa lihat nama dan NIK di DPT," ujarnya.
Ia langsung mengadukan temuannya tersebut kepada Badan Siber dan Sandi Negara untuk disampaikan ke developer situs KPU. Dengan demikian, yang dilakukan Putra dalam meretas situs KPU adalah upaya untuk memperbaiki situs.
Penjelasan mengenai kiprah Putra dalam bidang peretasan dapat juga dibaca dalam tautan ini:
Penjelasan KPU
Kompas.com telah mencoba menghubungi KPU untuk meminta penjelasan. Namun, sejumlah komisioner KPU yang dihubungi menyatakan bahwa hal itu sebaiknya ditanyakan secara khusus kepada Komisioner KPU Viryan Azis.
Saat dihubungi, Viryan Azis belum bersedia memberikan penjelasan atas beredarnya misinformasi ini.
Namun, klarfikasi mengenai hoaks ini diunggah oleh admin KPU melalui akun Instagram KPU, @kpu_ri pada Jumat (3/5/2019).
KPU mengklarifikasi bahwa video yang menarasikan bocah MTs bobol situs KPU Pemilu 2019 adalah hoaks. Dalam caption, dijelaskan bahwa kejadian tersebut bukan di tahun 2019, melainkan terjadi pada 2017.
Kemudian, situs yang dimasuki anak laki-laki itu bukan situs resmi KPU, yakni kpu.go.id, tetapi situs Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) milik KPU, ppid.kpu.go.id.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.