JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera Suhud Alyudin menilai, peningkatan suara partainya berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas sekaligus membantah teori coattail efect yang digaungkan dalam pemilu serentak.
Ia menilai, kerja mesin PKS mampu meningkatkan perolehan suara meskipun tidak memiliki capres dan cawapres dalam Pemilu Serentak 2019.
"Kami kira itu hasil kerja mesin politik PKS, baik struktur, kader dan caleg yang telah berjuang maksimal," kata Suhud melalui pesan singkat, Kamis (18/4/2019).
Baca juga: Quick Count LSI Denny JA: PDI-P, Gerindra, dan PKB Dapat Efek Ekor Jas dari Pilpres 2019
Suhud mengatakan, PKS mengabaikan teori coattail efect dalam Pilpres 2019.
Oleh karena itu, meskipun tak mengusung capres dan cawapres, PKS tetap bisa meningkat suaranya.
"Kami mengabaikan teori tentang coattail effect yang menguntungkan bagi partai yang memiliki capres dan cawapres," lanjut dia.
Baca juga: Charta Politika: Coattail Effect Prabowo-Sandi Minim untuk Demokrat, Figur SBY Masih Kuat
Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, dari 88,1 persen data yang masuk, PKS memperoleh 8,54 persen suara.
Pada Pileg 2014, PKS meraih 6,79 suara. Dengan demikian berdasarkan hasil hitung cepat sementara Litbang Kompas, suara PKS meningkat 1,75 persen.