Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Survei Internal, BPN Tak Ingin Elektabilitas Prabowo Dianggap Kalah dari Jokowi

Kompas.com - 08/04/2019, 21:23 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Kampanye Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN), Sugiono, menilai saat ini terdapat ketidakimbangan informasi di tengah masyarakat terkait elektabilitas Prabowo-Sandiaga.

Seperti diketahui belakangan beberapa lembaga telah merilis hasil survei yang menunjukkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin berada di atas Prabowo-Sandiaga.

Hal itu menjadi alasan Sugiono mengungkapkan hasil survei internal dalam pertemuan dengan wartawan dari media nasional dan internasional di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).

"Kami merasa ada ketidakseimbangan informasi di kalangan masyarakat bahwa kami selalu dianggap di bawah. Kami tidak ingin ada informasi yang sifatnya misleading bagi khalayak," ujar Sugiono saat ditemui seusai pertemuan.

Baca juga: Survei Internal BPN: Prabowo-Sandiaga 62 Persen, Jokowi-Maruf 38 Persen

Menurut Sugiono, jika informasi yang beredar saat ini tidak diimbangi, masyarakat akan cenderung memercayai bahwa elektabilitas Prabowo-Sandiaga kalah dari Jokowi-Ma'ruf.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, pihaknya tak ingin masyarakat menjadi tergiring dengan opini semacam itu.

Sementara, Sugiono menilai, fakta di lapangan saat kampanye Prabowo-Sandiaga, masyarakat justru berharap adanya perubahan kepemimpinan nasional.

"Kami ingin menjaga agar opini tidak tergiring seperti itu," kata Sugiono.

Baca juga: Ada Survei yang Menangkan Prabowo-Sandi, Ini Tanggapan Maruf Amin

Menurut survei internal, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga berada di angka 62 persen. Sementara elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 38 persen.

Survei internal tersebut dilakukan pekan lalu atau sekitar akhir Maret hingga awal April di 34 provinsi.

Sebanyak 1.440 responden dengan berbagai latar belakang terlibat dalam survei.

Sugiono mengatakan, metodologi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan lembaga survei lain, yakni multistage random sampling.

"(Survei melibatkan) 1.440 responden. Diadakan seminggu lalu. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling," ucapnya.

Kendati demikian, Sugiono tidak memaparkan data survei secara detail, misalnya mengenai margin of error.

Pernyataan soal hasil survei internal ia ungkapkan saat menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan dari media asing.

Sugiono menegaskan, selama ini pihaknya tidak merilis hasil survei internal sebab survei tersebut bertujuan untuk mengevaluasi kinerja tim kampanye Prabowo-Sandiaga.

Selain itu, hasil survei internal juga dilakukan sebagai alat ukur untuk melihat sejauh mana elektabilitas Prabowo-Sandiaga pasca-debat pilpres.

"Sebenarnya ini untuk tujuan internal mengevaluasi tim internal. Untuk melihat bagaimana posisi kami setelah debat capres. Itulah kenapa kami tidak pernah merilis hasil survei internal kami," tutur Sugiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com