Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Kalau soal Tua, Saya Masih Lebih Muda dari Mahathir...

Kompas.com - 06/04/2019, 12:53 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menjawab keraguan pihak-pihak tertentu terhadap kemampuan dirinya menjadi wapres. Khususnya keraguan yang muncul karena usianya yang disebut terlalu tua.

Sambil berseloroh, Ma'ruf mengatakan dirinya memang sudah tidak muda lagi.

"Pak Kiai Ma'ruf kan sudah tua katanya. Saya ngomong, siapa bilang saya masih muda? Semua orang juga tahu kalau saya sudah tua. Lah kok kenapa mau jadi cawapres?" kata Ma'ruf di hadapan para kiai di Pondok Pesantren Atrhohiriyyah, Pelamunan, Serang, Sabtu (6/4/2019).

Baca juga: Di Serang, Maruf Amin Resmikan Sekolah Al-Quran di Pondok Pesantren

Masalah umur, Ma'ruf mengatakan usia tua bukan berarti kemampuan seseorang menurun. Dia mencontohkan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang menjabat dalam usia 93 tahun. Ma'ruf mengatakan umurnya belum setua Mahathir.

"Kalau soal tua, saya masih lebih muda dari Mahathir. Umurnya 93 tahun saat jadi perdana menteri, kalau saya kan belum sampai. 80 tahun saja belum," kata Ma'ruf.

"Kalau yang 93 berani jadi perdana menteri, kenapa saya yang blm 80 tidak berani jadi wapres?" tambah dia.

Baca juga: Jubir TKN Sebut Prabowo Mengigau Bisa Raih Suara 25 Persen di Atas Jokowi-Maruf

Dia kemudian berseloroh bahwa World Health Organisation (WHO) mengategorikan usia tua pada rentang 80-100 tahun. Artinya, kata Ma'ruf, dia belum masuk kategori tua menurut WHO karena masih berusia 76 tahun.

Dia mengatakan, alasannya bersedia menjadi cawapres pada usia yang sudah tidak muda lagi karena ada kesempatan bagi ulama untuk bisa berkontribusi terhadap negara. Ma'ruf menyebut itu dengan istilah ulama yang menjadi umaro.

Baca juga: Prabowo Ingin Menang dengan Selisih 25 Persen, Maruf Minta Berkaca pada Survei

Jabatan itu nantinya juga bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk generasi yang akan datang.

"Saya terinspirasi waktu saya kecil, sedang mengaji, ada orang tua lagi tanam pohon. Lalu ditanya Bapak kok sudah tua tanam pohon? Bapak enggak akan dapat hasilnya. Pohon sudah berbuah, Bapak sudah tidak ada," ujar Ma'ruf.

"Kata dia, 'saya menanam pohon bukan untuk saya tetapi untuk generasi yang akan datang'," tambah dia.

Kompas TV Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur menyesalkan penghadangan Cawapres Nomor Urut 01, Ma'ruf Amin saat akan berziarah ke Makam Kiai Suhro Pradoto di Desa Jambaringin, Kecamatan Proppo, Pamekasan. Dari temuan PCNU kabupaten pamekasan aksi penghadangan terhadap Cawapres Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin disertai dengan intimidasi dan pelemparan batu pada sebagian rombongan. Selain itu PCNU Kabupaten Sampang menduga massa bukan merupakan warga desa setempat. PCNU Pamekasan pun sudah mendatangi Polres Pamekasan untuk menyampaikan keluhan atas aksi ini. #PCNU #PenghadanganMarufAmin

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com