Dituding Berjoget
Ma'ruf juga menceritakan di media sosial sempat beredar videonya seolah tengah berjoget. Ia lantas mebantah video tersebut.
Ma'ruf mengatakan, video tersebut diambil saat ia mengambil nomor untuk pencapresan bersama Jokowi. Saat itu hampir semua pendukung Jokowi yang hadir berjoget setelah pengambilan nomor. Sementara itu, Ma'ruf hanya bertepuk tangan. Namun, kata Ma'ruf, narasi yang beredar dalam video tersebut ialah dirinya ikut berjoget.
"Orang memang pada joget karena menyanyikan pujian pada Pak Jokowi. Saya tidak. Saya tepuk tangan saja," ujar Ma'ruf.
"Tapi di medsos, (disebut) Kiai Ma'ruf Amin joget. Kehilangan keulamaannya. Padahal saya cuma tepuk tangan. Masa orang tepuk tangan dibilang joget. Bohong apa tidak? Bohong," lanjut Ma'ruf," ujar Ma'ruf di Sukabumi, Rabu (3/4/2019).
Dituding Cium Pipi Saat Salaman dengan Perempuan
Ma'ruf juga menyebut ia pernah dituding mencium pipi saat bersalaman dengan perempuan. Video tersebut sempat beredar di media sosial.
Ia lantas penasaran dengan video tersebut. Ma'ruf pun meminta video tersebut kepada stafnya untuk melihat dan membuktikan kebenarannya. Ternyata video yang beredar ialah saat dirinya bersalaman dengan sang istri.
"Saya cari videonya. Ini kan istri saya. Masa dengan istri saya aja enggak boleh. Betul apa tidak? Tapi bikin ragu orang (videonya) Itu lah. Makanya jangan percaya begitu saja pada medsos," tutur Ma'ruf saat berkampanye di Garut, Kamis (4/4/2019).
Tudingan akan Bubarkan Kemenag, Larang Azan, dan Legalkan Zina
Dalam kunjungannya ke Sukabumi dan Garut, Ma'ruf selalu menyampaikan bantahan terkait hoaks jika Jokowi dan dia terpilih maka Kementerian Agama akan dibubarkan, azan akan dilarang, serta zina dan LGBT akan dilegalkan.
Ma'ruf mengatakan semua hal tersebut tidak masuk akal. Sebab jika ketiganya akan dilakukan Jokowi, semestinya sudah dilakukan sejak sekarang saat Jokowi sudah berkuasa.
"Sekarang saya tanya, presidennya siapa? Kementerian Agama dibubarkan apa tidak? Azan dilarang apa tidak? Zina dilegalkan apa tidak. Kalau mau melegalkan, membubarkan, melarang pas sekarang sudah jadi Presiden," ujar Ma'ruf
"Karena itu, itu adalah bohong. Segitu gampangya (dijelaskan). Tapi heran masih ada orang percaya," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.