Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Kampanye Prabowo-Sandi per Maret Capai Rp 191,5 Miliar, 61 Persen dari Sandiaga

Kompas.com - 29/03/2019, 20:42 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melaporkan penerimaan dana kampanye per September 2018 hingga Maret 2019.

Wakil Bendahara BPN Dimas Satrio mengatakan, hingga Maret 2019 ini dana yang terkumpul mencapai Rp 191,5 miliar. Angka ini didapat sejak memulai kampanye pada September 2018 lalu.

"Total penerimaan dana kampanye hingga saat ini mencapai Rp 191,5 miliar. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi, baik perorangan maupun kelompok selama hampir tujuh bulan," kata Dimas di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2019).

Baca juga: BPN Prabowo-Sandiaga: Presiden Jokowi Lupa Fotonya Saat Memakai Jas dan Dasi?

Dari total angka tersebut, Dimas memaparkan pendapatan terbesar berasal dari Cawapres Sandiaga Uno, dengan total sumbangan sebesar Rp 116 miliar atau 61 persen dari angka keseluruhan dana kampanye.

Sedangkan Prabowo memberi sumbangan Rp 71,4 miliar atau 34 persen dari total keseluruhan. Sementara Partai Gerindra telah menyumbang sebesar Rp 1,3 miliar.

Tak hanya dari paslon dan parpol, dana itu juga berasal dari sumbangan perorangan dan kelompok.

Sebesar Rp 598 juta berasal dari dana perorangan dan sumbangan kelompok sebesar Rp 701 juta.

Dimas menyebut telah terjadi tren kenaikan sumbangan sekitar Rp 1,3 miliar selama tiga bulan terakhir atau sejak awal Januari 2019. 

Dari seluruh dana yang terkumpul itu, BPN Prabowo-Sandi telah menggunakan sebesar Rp 149,6 miliar untuk keperluan kampanye.

Dana tersebut digunakan untuk beberapa pos, misalnya pembelian peralatan Rp 173,3 miliar, bahan kampanye terbuka (kaos, stiker, brosur, dan pamflet) Rp 49,3 miliar, tatap muka Rp 31,6 miliar, dan operasional Rp 15,5 miliar. 

Baca juga: Elektabilitas Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Versi 6 Lembaga

Lebih lanjut, BPN juga menggunakan dana yang dihimpun untuk keperluan kegiatan lain-lain, misalnya sosial kemasyarakatakan Rp 11,9 miliar, teritori dan jaringan Rp 18,1 miliar, media center sebesar Rp 5 miliar, operasional posko Rp 3,5 miliar, dan sekretariat Rp 280 juta. 

Sandiaga sendiri mengaku belum melakukan perhitungan pasti terkait berapa besar harta kekayaan yang dia miliki telah berkurang untuk kampanye ini. Menurut dia, semua akan dia ketahui setelah melakukan pelaporan LKHPN di akhir masa kampanye bersama Prabowo nanti.

“Belum tahu. Nanti diakhir mau lapor LKHPN, meski enggak wajib tapi kami akan lakukan,” ujarnya.

Kompas TV Hubungan Dewan Pimpinan Wilayah PAN Sulawesi Utara dan Tim Pemenangan Capres Nomor Urut 02 di Sulawesi Utara sempat tegang pasca insiden di kampanye Prabowo Subianto di Manado. Namun setelah dilakukan klarifikasi DPW PAN dan Gerindra sepakat berdamai. DPW PAN merasa tidak dihargai karena tidak diizinkan sejumlah kader PAN naik ke panggung utama saat kampanye Prabowo digelar di Manado, Minggu (23/3/2019) kemarin. Kekecewaan itu berujung ancaman pencabutan dukungan DPW PAN Sulawesi Utara untuk pasangan Prabowo-Sandiaga. Namun setelah dilakukan klarifikasi Ketua DPW PAN Sulawesi Utara sudah menerima permintaan maaf tim pemenangan Prabowo-Sandi dan memutuskan tetap mendukung pasangan nomor urut 02. #DPWPANSulawesiUtara #Gerindra #KampanyeTerbuka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com