JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/3/2019).
MUI meminta dukungan pemerintah untuk pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron, tepi barat Palestina.
"Kami menyampaikan kepada Bapak Wapres bahwa Majelis Ulama Indonesia dan filantropi Indonesia bersepakat untuk membangun rumah sakit Indonesia di Hebron, tepi barat Palestina," ujar Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI Muhyiddin Junaidi seusai menemui Wapres.
Ia mengatakan, rumah sakit menjadi kebutuhan mendesak di Hebron karena jumlah penduduknya sudah besar yakni 800.000 jiwa.
Mereka belum memiliki rumah sakit dengan fasilitas penyembuhan trauma.
Sementara itu, wilayah tersebut masuk dalam zona konflik sehingga banyak penduduknya yang menderita trauma.
Saat ini, Indonesia sudah mendirikan rumah sakit di jalur Gaza. Untuk melengkapi kebutuhan masyarakat Palestina, umat Islam di Indonesia juga ingin membangun rumah sakit di tepi barat Palestina.
Biaya pembangunan rumah sakit tersebut diperkirakan menelan dana sebesar 7 juta dollar AS. Ia mengatakan, saat ini lahan untuk pembangunan rumah sakit sudah tersedia.
Lahan tersebut didapat dari wakaf warga sekitar dan sudah jelas legalitasnya.
Nanti, kontraktor dan pekerja pembangunan rumah sakit tersebut berasal dari Palestina.
Hanya, dananya bersumber dari umat Islam Indonesia yang dikumpulkan oleh sejumlah lembaga filantropi.
Peletakan batu pertama akan berlangsung pada 24 April dan dilakukan oleh MUI serta lembaga filantropi pengumpul dana.
Muhyiddin memprediksi pembangunan akan memakan waktu dua tahun.
Setelah dibangun, rumah sakit akan diserahterimakan kepada pemerintah daerah Hebron untuk dikelola.
Jika sumber daya manusia mereka belum mumpuni, akan ada asistensi pengelolaan rumah sakit tersebut bersama sejumlah tenaga ahli dari Indonesia.
"Pak Wapres mendukung penuh rencana kami ini dan insya Allah kami akan berkunjung ke lokasi rumah sakit tersebut sebelum Ramadhan dan akan meletakkan batu pertama di sana," lanjut Muhyidin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.