JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata, jumlah pengungsi akibat bencana banjir bandang yang menerjang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, bertambah menjadi 9.691 orang di 18 titik, per Rabu (20/3/2019) pagi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, peningkatan jumlah pengungsi dikarenakan masyarakat merasa trauma.
"Bertambahnya jumlah pengungsi karena rasa trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan mengingat hujan masih sering turun di wilayah Jayapura," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis, Rabu (20/3/2019).
Baca juga: Tim DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Banjir Bandang Jayapura
Hal itu membuat kondisi di tempat pengungsian menjadi tidak nyaman karena padat.
Kemudian, pengungsi yang tersebar di banyak tempat juga menghambat proses distribusi bantuan.
Oleh karena itu, pemerintah daerah memutuskan untuk mengumpulkan para pengungsi dalam jumlah titik yang lebih sedikit.
"Untuk itu, sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi di Posko Tanggap Darurat, dari 18 titik pengungsian yang ada saat ini akan dikumpulkan menjadi 6 titik pengungsi agar memudahkan distribusi bantuan," ungkapnya.
Baca juga: PDAM Terjunkan Armada Air Bersih untuk Korban Banjir Bandang Jayapura
Berdasarkan data BNPB per Rabu (20/3/2019) pagi, terdapat 104 korban jiwa dan 79 orang hilang.
Sementara, terdapat 160 orang mengalami luka, dengan rincian 85 orang mengalami luka berat dan 75 orang lainnya mengalami luka ringan.
Terkait kerusakan bangunan, terdapat 375 rumah rusak berat, 5 unit ibadah rusak berat, 8 sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat, 4 jembatan rusak berat, dan 4 ruas jalan rusak berat.
Hingga saat ini, pendataan dampak bencana dan proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan.