Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi DPR, Guru Honorer Adukan Minimnya Kesejahteraan ke Fadli Zon

Kompas.com - 18/03/2019, 14:39 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah guru honorer menemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2019). Mereka mengadukan masalah pengangkatan guru honorer yang selama ini masih menjadi polemik.

Pengacara guru honorer Muhammad Asrun mengatakan, saat ini guru honorer hampir hilang harapan.

"Kalau kesimpulannya honorer tidak dihargai, serentak kita siap berhenti. Tetapi kalau ini terjadi bisa lumpuh ini dunia pendidikan," kata Asrun.

Baca juga: Jika Terpilih, Jubir Sebut Prabowo-Sandi Akan Tetapkan Upah Layak bagi Guru Honorer

Asrun mengatakan pemerintah masih membutuhkan jasa guru honorer. Namun guru honorer seolah tidak mendapatkan perhatian.

Asrun menilai Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bukan solusi.

Menurut Asrun, para guru honorer juga sudah beberapa kali berdialog dengan pemerintah. Namun pertemuan itu tidak pernah membuahkan hasil.

Asrun kemudian menyinggung Pemilihan Presiden 2019. Kata dia, guru honorer tidak akan memilih pasangan calon yang tidak memiliki kepedulian pada tenaga honorer.

"Dengan melihat track record sekarang, ada kekecewaan dan tidak akan memilih pemerintahan seperti ini. Kami harap Prabowo Sandiaga akan memperjuangkan ini," kata dia.

Baca juga: BPN: Prabowo Akan Angkat Seluruh Guru Honorer K2 Jadi PNS

Sementara itu, Fadli Zon mengatakan, dia sudah sering menerima aduan para guru honorer. Secara pribadi, dia mendukung guru honorer yang berjuang mendapatkan kesempatan menjadi ASN.

Menurut dia, ini seharusnya bukan hal yang sulit karena tinggal mengatur kuota. Dia berjanji akan menyampaikan aspirasi ini kepada pihak terkait.

"Saya lihat persoalan ini adalah political will atau masalah diskresi dari pemerintahan terhadap masalah honorer. Saya dalam posisi sangat mendukung honorer yang sudah mengabdi ke bangsa dan negara harusnya diangkat," ujar Fadli.

Kompas TV Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menuturkan bahwa pasangan Prabowo-Sandiaga memiliki dua solusi utama di bidang pendidikan. Salah satunya, pendidikan tuntas berkualitas. Sandiaga mengatakan, jika terpilih, pihaknya akan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru honorer. #DebatKetigaCawapres #DebatPilpres2019 #SandiagaUno
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com