Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Operasi Keamanan di Papua Harus Ditingkatkan, tetapi Bukan Keadaan Darurat

Kompas.com - 12/03/2019, 17:45 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai operasi pengamanan di Papua perlu ditingkatkan usai gugurnya tiga prajurit TNI akibat serangan kelompol kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Nduga, Papua pada Kamis (7/3/2019) lalu.

"Ini tergantung pertimbangan daripada TNI dan Polri karena ini kan sifatnya gerilyawan, semacam bergerilya itu kan. Jadi meneror orang, masyarakat. Jadi belum, hanya penilaiannya ini. Operasi tentu harus ditingkatkan tapi tidak berarti harus keadaan darurat," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (23/11/2018)Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (23/11/2018)
Kalla menambahkan, yang perlu dilakukan pemerintah saat ini salah satunya ialah menambah pasukan di Papua untuk mengamankan wilayah tersebut.

Baca juga: Ketua DPR Minta Pemerintah Tambah Kekuatan TNI di Papua setelah Serangan KKB

"Ya tentu dibutuhkan (penambahan pasukan) apa lagi ada pembangunan di situ kan," lanjut Kalla.

Sebelummya diberitakan, sebanyak tiga prajurit TNI gugur dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019).

Baca juga: Panglima TNI Sebut Hadapi KKB di Papua Tak Harus Selalu Bertempur

Kini ketiga anggota yang gugur telah diterbangkan ke Kabupaten Mimika untuk disemayamkan," kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi.

Tiga prajurit TNI yang gugur adalah Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu Aji.

Di pihak KKB, kata Aidi diperkirakan ada 7 hingga 10 anggota KKB yang tewas. Namun, jenazah mereka dibawa kabur oleh kelompoknya.

Kompas TV Sebuah pesawat jenis twin otter yang dioperasikan PT Dabi Air tergelincir di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Pesawat dipiloti Kapten Judha dari Bandara Mozes Kilangin, Timika. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Namun, pesawat mengalami kerusakan di sejumlah bagian. Pesawat masih berada di ujung runway Bandara Ilaga dan masih dalam proses pemindahan oleh pihak otoritas Bandara Ilaga. #PesawatTergelincir #Papua #DabiAirTergelincir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com