Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Sebut Hadapi KKB di Papua Tak Harus Selalu Bertempur

Kompas.com - 08/03/2019, 22:53 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan, gerakan separatis di Papua tak harus selalu dihadapi dengan operasi tempur. Operasi non-tempur, kata Panglima, bisa menjadi pilihan dalam pemberantasan gerakan separatisme.

"Dalam operasi di Papua, kita melaksanakan dua operasi, yakni operasi kinetik (operasi tempur) dan operasi non-kinetik (operasi non-tempur)," kata Panglima TNI, kepada Antara TV, seperti dikutip Antara, Jumat (8/3/2019).

Operasi non-tempur, kata Panglima, bisa dilakukan dengan kegiatan dalam rangka upaya merebut hati masyarakat setempat. Misalnya, TNI harus bisa berperan untuk membuat membuat masyarakat tenang dan nyaman.

"Rasa aman dan nyaman ini akan menjadi virus kepada mereka semua yang memiliki niat untuk memberontak," katanya lagi.

Menurut Panglima, operasi non-tempur ini bisa dilakukan dengan kegiatan bakti sosial, kegiatan kesehatan, penyuluhan pertanian dan lainnya. Namun demikian, TNI tetap bersiap untuk melaksanakan operasi tempur bila diperlukan.

Hadi mengakui hingga kini masih terjadi gangguan keamanan dalam upaya pembangunan infrastruktur Trans Papua. Sementara TNI memiliki kewajiban untuk membantu mengamankan pembangunan tersebut.

Infrastruktur yang dibangun di wilayah Papua membutuhkan pengerjaan khusus, sehingga Presiden Joko Widodo meminta TNI untuk membantu proses pembangunan di provinsi itu.

"TNI memiliki kemampuan untuk mengamankan dan memiliki kemampuan untuk membangun infrastruktur, karena TNI memiliki batalion zeni konstruksi dan zeni tempur," ujarnya pula.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menuturkan bahwa pasukan TNI diserang dengan dengan kekuatan yang tidak berimbang saat terlibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Nduga, Kamis (7/3/2019) sekitar pukul 08.00 WIT.

Sisriadi menuturkan, pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Gakkum berkekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan.

Baca juga: Tiga Anggota TNI Tewas, Jokowi Akui Tak Mudah Berantas KBB Papua

Tiba-tiba terjadi serangan mendadak oleh sekitar 50 sampai 70 orang bersenjata campuran baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak. TNI menduga mereka adalah kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya.

Akibat serangan itu, sebanyak tiga prajurit TNI gugur. Ketiganya yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu Aji.

Di pihak KKB, diperkirakan ada 7 hingga 10 orang yang tewas. Namun, jenazah anggota KKB yang tewas dibawa lari oleh kelompoknya.

Kompas TV Tiga prajurit #TNI meninggal dunia dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Kabupaten #Nduga, Papua. Ketiganya diduga diserang kelompok pimpinan Egianus Kogoya. Satu di antara tiga Prajurit TNI yang #gugur adalah Serda Anumerta Siswanto Bayu Aji asal Grobogan Jawa Tengah. Korban sedang mengawal proyek infrastruktur Trans Papua Wamena Mumugu saat diserang kelompok kriminal bersenjata. Saat ini pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah korban di kampung halamannya. Presiden Joko Widodo angkat bicara atas gugurnya tiga anggota TNI akibat penembakan oleh kelompok sipil bersenjata di Nduga, Papua. Presiden memerintahkan TNI dan Polri untuk menuntaskan persoalan kelompok sipil bersenjata di Papua. Namun karena lokasi yang masih hutan belantara membuat petugas kesulitan mengejar para pelaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com