Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Larangan Terbang untuk Boeing 737 Max Bentuk Kewaspadaan

Kompas.com - 12/03/2019, 17:26 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pelarangan sementara kepada maskapai untuk menerbangkan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 merupakan bentuk kewaspadaan pemerintah.

"Itu (kebijakan) sudah tepat. Lebih baik hati-hati mengambil tindakan dibanding membiarkan. Kalau terjadi apa-apa habis kan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Kalla mengatakan, kebijakan tersebut tentu berdampak bagi maskapai yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8, terutama bagi Lion Air yang memiliki 10 unit Boeing 737 Max 8.

Wapres Jusuf Kalla saat diwawancarai awak media di kantornyaKompas.com/Rakhmat Nur Hakim Wapres Jusuf Kalla saat diwawancarai awak media di kantornya
Namun, kata Kalla, pelarangan tersebut lebih baik diterapkan agar tak terjadi hal-hal yang tidan diinginkan.

Baca juga: Australia Larang Semua Varian Boeing 737 MAX Masuk ke Wilayahnya

"Pasti mengganggu sedikit. Kalau 10 (pesawat) Lion digrounded, pasti mengganggu penerbangan kan. Di dunia juga gitu, saham Boeing langsung turun, saham pesawat itu juga turun. Pasti mengganggu," ujar Kalla.

"Jadi harus peka pada keamanannya. Boeing harus membuktikan pesawatnya baik. (Kebijakan) Itu sudah tepat. Lebih baik hati-hati," lanjut Kalla.

Baca juga: Nasib Boeing 737 Max 8 di Indonesia akan Ditentukan dalam Waktu Sepekan

Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan, pesawat Boeing 737 Max 8 yang ada di Indonesia dilarang terbang untuk sementara.

Budi menyatakan, Kemenhub telah menerjunkan tim untuk melakukan observasi dan penelitian terhadap pesawat sejenis yang ada di Indonesia.

Budi menyebut, pesawat jenis itu tentunya boleh terbang kembali jika nantinya tidak ditemukan masalah. Namun, sebaiknya, ada konsekuensi jika nantinya ada temuan dari tim Kemenhub.

"Akan dilakukan dalam 1 minggu ini. Kita langsung ( periksa) ke pesawatnya, tapi Boeing akan diinformasikan," kata Budi, seusai kegiatan seminar Nasional Himpuni di Semarang, Selasa.

Kompas TV Dampak jatuhnya Boeing 737 Max 8 Ethiopian Airlines, Kementerian Perhubungan melarang sementara pesawat Boeing 737 Max 8 mengudara hingga waktu yang belum ditentukan. Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih, keputusan ini diambil untuk menjamin keselamatan penerbangan. Polana menambahkan, saat ini ada 10 unit yang beroperasi di Lion Air dan satu unit yang beroperasi di Garuda Indonesia. #EthiopianAirlinesJatuh #Boeing737Max8 #Harina Hafitz
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com