Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Mereka yang Nekat Menggapai Mimpi ke Senayan

Kompas.com - 11/03/2019, 07:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pakar Psikologi Politik Profesor Hamdi Muluk memiliki data lain soal ini. Dari hasil penelitian yang beberapa sudah termuat dalam Jurnal Internasional, ada dua hal yang menjadi perhatian para pemilih: ketenaran (popularity) dan keberadaan (availability) .

Ketenaran atau popularitas penting. Pemilih tidak akan memilih caleg yang tidak mereka kenal.

Namun ketenaran ini bisa jadi tidak berlaku umum. Artinya hanya berlaku pada lingkungan pemilihnya saja.

Sementara, keberadaan juga penting. Keberadaan adalah soal kedekatan, kehangatan, dan kehadiran caleg di lingkungan para pemilihnya.

Sayangnya, untuk mendapatkan ketenaran dan keberadaan butuh dana yang besar.

Kampanye tanpa uang banyak

Lalu bagaimana dengan hitungan Suhandi di atas?

Bisa jadi Suhandi mendapatkan keduanya dengan biaya murah. Para pengemudi Ojol bisa dijangkau melalui grup-grup percakapan. Sebagai satu-satunya caleg dari ojol, ia memiliki distingsi. Ada potensi untuk menjadi populer.

Soal keberadaan, Suhandi memiliki peluang mewujudkannya saat ia mangkal. Di pangkalan-pangkalan Ojol ia hadir dan mengomunikasinya dirinya.

Kedua hal ini bisa dilakukan Suhandi nyaris tanpa uang sama sekali.

Pertanyaannya, akankah upaya Suhandi ini berhasil? Kita tunggu hasil pencoblosan 17 April nanti.

Dari fenomena ini, setidaknya ada hal yang diapresiasi positif, yakni soal hak sebagai warga negara untuk memilih dan dipilih. Ini bicara soal literasi budaya politik yang positif.

Pada 2014 tak sedikit caleg yang berupaya melebihi batas kemampuan ekonominya: meminjam uang, menggadaikan barang, habis-habisan dan tak terpilih. Depresi menjadi ancaman.

Memang ini bukan soal hitungan uang. Konon soal keberpihakan pada cita-cita. Meskipun realita tak bisa sepenuhnya dihilangkan.

Selamat berjuang bagi mereka, semoga amanah dan selalu sadar dalam setiap langkah!

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Nasional
Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Nasional
Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Nasional
Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu 'Poco-Poco Kepemimpinan', Sindir Pemimpin Maju Mundur

Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu "Poco-Poco Kepemimpinan", Sindir Pemimpin Maju Mundur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com