Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PKPI: Prabowo Tak "Nyambung" dengan Isu Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 18/02/2019, 17:31 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono menilai, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tak menguasai isu debat kedua pilpres 2019.

Misalnya, saat menjawab pertanyaan moderator seputar revolusi industri 4.0 untuk memajukan pertanian.

"Capres Prabowo seperti jaka sembung, tidak nyambung ketika bicara mengenai isu Revolusi Industri 4.0 dan menunjukkan ketidakmengertiannya akan isu tersebut dengan membelokkannya ke impor makanan dan kesejahteraan petani. Terlihat bahwa Prabowo tidak mengerti mengenai Revolusi Industri 4.0," kata Diaz dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/2/2019).

Baca juga: Prabowo: Industri 4.0 Bagus, tapi Saya Ingin Indonesia Tanpa Impor Pangan

Sebaliknya, Diaz menilai calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo bisa memberikan jawaban atas tantangan revolusi industri 4.0 yang menjadi pertanyaan salah satu moderator.

"Jokowi memberikan peta jalan yang sangat jelas, bahkan menghubungkan antara teknologi dengan akses permodalan dan juga perluasan akses konsumen bagi para petani. Kompleksitas permasalahan Revolusi Industri 4.0 dijawab oleh Jokowi dengan lugas dan tegas," ujar Diaz.

Diaz menambahkan, Prabowo juga kembali tidak nyambung saat menjawab pertanyaan Jokowi mengenai infrastruktur untuk perusahaan unicorn di Indonesia.

Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz HendropriyonoKompas.com/Josephus Primus Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono

Baca juga: Petani di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Bayangan Jokowi

Ia menilai Prabowo perlu belajar mengenai trend dunia yang semakin berubah ke arah digital, baik Internet of Things, ekonomi digital, Artificial Inteligent, maupun robotic.

"Ketidaktahuan Prabowo dalam isu unicorn dan bahkan memiliki sikap sinis terhadap ekonomi digital ini menunjukkan ketidaksanggupan Prabowo dalam menghadapi perubahan paradigma dunia," kata dia.

Sebaliknya, menurut Diaz, Jokowi sangat mengerti bahwa telah dan terus akan terjadi perubahan paradigma industri secara revolusioner.

Baca juga: Dibahas saat Debat Capres, Ini Sejarah Revolusi Industri 1.0 ke 4.0

Terakhir, Diaz juga mengkritisi Prabowo saat menyampaikan kata-kata pamungkas di akhir sesi debat.

Menurut dia, jawaban Prabowo yang mengakui ia menguasai lahan dalam jumlah yang besar menjadi bukti inkonsistensi Prabowo dalam agenda reformasi agraria.

"Penguasaan tanah secara masif yang dimiliki oleh Prabowo itu menunjukkan bahwa memang oligarki masih sangat kuat di Indonesia. Presiden Jokowi menawarkan solusi dengan melakukan reforma agraria secara komprehensif dengan melakukan perhutanan sosial dan pembagian sertifikat tanah secara adil kepada publik, bukan lagi kepada korporasi besar semata-mata," kata Diaz.

Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Jokowi Tekankan Pembangunan SDM

Diaz menyimpulkan, secara umum, Prabowo terlihat tidak siap dalam debat kali ini. Ini menilai Prabowo cenderung gampang menyerah dengan tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dan lebih banyak mendukung kebijakan pemerintah.

"Selain itu banyak pemikirannya yang ternyata sudah dilakukan oleh pemerintah, seperti pembentukan BUMN bidang perikanan," ujarnya.

Kompas TV Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menanggapi capres 02, Prabowo Subianto yang menyatakan pemerintahan Jokowi belum berpihak kepada rakyat. Jokowi menyatakan Prabowo kurang optimis melihat pembangunan SDM 4.1.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com