Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Exco PSSI hingga Pelatih PSS Sleman Diperiksa Satgas Antimafia Bola

Kompas.com - 13/02/2019, 17:14 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Antimafia Bola memanggil tiga orang terkait dugaan suap pada kasus pengaturan skor pada pertandingan Madura FC melawan PSS Sleman.

Ketiga saksi tersebut adalah anggota Exco PSSI, Hidayat, mantan manajer PSS Sleman Sismantoro, dan Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Syahar Diantono menuturkan ketiganya diperiksa sebagai saksi di Bareskrim Polri.

"Terkait proses penyidikan pertandingan PSS Sleman dan Madura FC, terkait dengan suap, hari ini sedang proses pemeriksaan Hidayat Exco PSSI, Sismantoro Manager PSS Sleman, Seto Nurdiantoro pelatih PSS Sleman," tutur Syahar di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Tersangka Perusak Alat Bukti Kasus Pengaturan Skor

Ia menuturkan, aparat menggali keterangan para saksi terkait dugaan suap pada pertandingan tersebut.

Selanjutnya, pihak kepolisian akan meminta pendapat ahli pidana. Jika alat bukti sudah cukup, polisi akan menyerahkan berkas kasus tersebut kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Kita sedang dalami ini. Berikutnya juga akan memeriksa terkait ahli pidana, kalau memang sudah cukup alat bukti, dilakukan pemberkasan untuk dikirim ke JPU," terang dia.

Kemudian, Syahar mengatakan tak menutup kemungkinan pihaknya menelusuri kasus dugaan pengaturan skor di Liga 1.

Baca juga: Status Promosi PSS Sleman Bisa Dicabut Komdis PSSI

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa proses penyelidikan dilakukan secara bertahap dan laporan yang masuk harus dipilah-pilah.

Sementara itu, Syahar mengungkapkan bahwa laporan resmi terkait dugaan pengaturan skor di Liga 1 belum masuk.

"Untuk pengaduan resmi (Liga 1) belum ada, tapi informasi semuanya kan ditampung. Ada posko Satgas Antimafia Bola yang menampung semua keluhan-keluhan, menampung semua info terkait match fixing, itu kami tampung banyak sekali," ungkap Syahar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com