JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, merebaknya hoaks, fitnah dan ujaran kebencian di Indonesia sedikit banyak disebabkan oleh terselenggaranya pesta demokrasi alias pemilu.
"Repotnya memang negara kita ini terlalu banyak peristiwa politik. Ada pemilihan bupati, wali kota, gubernur dan pemilihan presiden. Enggak ada negara di dunia ini yang peristiwa politiknya sebanyak Indonesia," ujar Jokowi di depan 800-an ulama se-Jadetabek di Istana Negara, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Hoaks, fitnah dan ujaran kebencian, lanjut Presiden, juga terjadi di sejumlah negara. Saat Jokowi bertemu pemimpin-pemimpin negara sahabat, mereka menceritakan bagaimana konten negatif tersebut memenuhi media sosial di negaranya masing-masing.
Baca juga: TKN Jokowi-Maruf: 13 Provinsi Terpapar Hoaks Agama yang Jatuhkan Jokowi-Maruf
"PM Malaysia menyampaikan kepada saya hal yang sama. Sultan Brunei juga. Kemudian Presiden serta PM di Eropa juga menyampaikan itu. Para Emir di Timur Tengah juga menyampaikan itu. Ya karena media sosial tidak bisa kita hambat," ujar Jokowi.
Namun, Jokowi menegaskan, konten-konten negatif itu tumbuh lebih subur di Tanah Air lantaran frekuensi peristiwa politik yang sering. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi berpesan mengenai cara menangkal konten-konten negatif itu.
"Yang terpenting, bagaimana kita membentengi pribadi dengan budi pekerti yang baik, karakter Islam yang baik, karakter ke-Indonesia-an yang baik dan tata krama yang baik. Saya kira bentengnya itu, bukan dilarang atau diblok," ujar dia.
Baca juga: Cerita Maruf Amin tentang Terpaan Hoaks yang Menimpa Dirinya
"Kalau kematangan dan kedewasaan dalam berpolitik sudah matang, yang namanya hoaks tidak masalah. Problemnya, kita ini sedang menuju ke kedewasaan dalam berpolitik sehingga sering fitnah sangat mempengaruhi kenyamanan masyarakat," lanjut Jokowi.
Hadir dalam acara itu, 800-an ulama se-Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Mereka berasal, baik dari struktur organisasi Islam, maupun kiai kampung.
Turut hadir dalam acara silaturahim itu, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (purn) Moeldoko, Staf Khusus Presiden Abdul Ghofar Rozin dan Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin.
Selain diisi pidato Presiden Jokowi, acara itu diawali dengan santap siang bersama- sama. Acara silaturahim ditutup dengan berfoto bersama di tangga Istana Merdeka, menghadap ke Monumen Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.